Media  

Menilik Perusahan Tambang di Bumi Sawerigading Luwu

Porostengah.com, Luwu Timur – Siapa tidak kenal PT Vale, perusahan tambang Nikel yang terletak di Sorowako Kabupaten Luwu timur ini sudah ada sejak 1968 yang sebelumnya bernama PT International Nickel Indonesia atau INCO. Masuk tahun 2000-an tepatnya 2014 bulan Oktober PT Vale mengambil alih lahan areal INCO seluas 118.435 hektar.

Bertahun tahun perusahan Brasil tersebut mengeruk ujung timur tanah Bumi sawerigading itu, alih-alih memberikan kesejahteraan warga Luwu Timur, malah 3 Gubernur Sulawesi sepakat tidak melanjutkan perpanjang kontrak karya PT Vale .

3 Gubernur itu adalah Andi Sudirman Sulaiman Gubernur Sulawesi Selatan, Ali Mazi Gubernur Sulawesi Tenggara, dan Rusdy Mastura Gubernur Sulawesi Tengah. Mereka menyatakan bahwa selama ini kontribusi Vale masih sangat kecil dan sebaiknya dikembalikan di daerah.

Penolakan perpanjangan kontrak karya Vale memang ramai di pemberitaan. Bahwa isu penolakan itu muncul saat Rapat Dengar Pendapat atau RDP dengan Sekjen dan Plh. Dirjen Minerba Kementrian ESDM RI di Depan Rapat Panja Vale Komisi VII DPR Ri di ruang Rapat Komisi, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Persoalan tambang memang persolan yang rumit, tidak hanya masalah konflik interst internal tetapi juga konflik external. Belum lagi dampak lingkungan yang menyertainya. Namun, geliat tambang tetap tumbuh, pasalnya juga tambang menopang pemasukan kas negara.

Olehnya tambang terus menjadi isu yang menarik, baik dari segi ekonomi, sosial, sampai isu dampak lingkunganya. Diluar itu tambang juga pundi-pundi bagi mereka dalam lingkarannya.

Di Kabupaten Luwu sendiri, PT Masmindo Dwi Area menjadi satu-satunya tambang yang di Kabupaten Luwu. Ijin Kontrak Karya sejak tahun 1998, tambang tersebut, saat ini melakukan tahap pra-konstruksi. Kehadirannya sendiri tidak mulus-mulus saja. meskipun telah membuktikan memberi kontribusi positif atas kehadirannya, namun penolakanya untuk eksis tetap mencuat.

Penolakan sejumlah warga yang bersatu dalam Kelompok Rakyat Bersatu melakukan sejumlah aksi menolak dan meminta menghentikan Masmindo. Menurut mereka sama persis apa yang disampaikan oleh 3 Gubernur di atas, meskipun saat ini Masmindo belum melakukan produksi.

Kendati demikian, Masmindo tetap melakukan aktivitasnya. PT MDA nampaknya tidak menggubris aksi tersebut. Sampai hari ini PT MDA tetap melakukan kegiatan pra-konstruksinya yang baru-baru ini melakukan pembebasan lahan masyarakat di Kecamatan Latimojong.

Namun tidak bisa dipungkiri, kontribusi Masmindo disejumlah bidang juga nampak terlihat. Baru-baru ini Masmindo melakukan worshop bagi para pelaku usaha lokal untuk memberikan pecerahan bagaimana mekanisme dan syarat untuk bisa menjadi mitra kerja ke depan.

Juga beberapa bidang lain seperti menggelar Turnament sepakbola antar club, memberikan bantuan pendidikan, pelayanan kesehatan masyarakat yang berada di ring satu. Hal yang lain yang dilakukan dalam bidang Kebudayaan dan lingkungan seperti yang telah dilakukan menaman seribu pohon yang sementara berjalan.

Meskipun kemudian, tambang selalu menuai pro dan kontra dalam kehadirannya, entah itu baru berjalan atau sudah berjalan. Yang paling nyata adalah dampak sosial dan lingkungan. Namun di sisi lain kehadiran tambang memberi kontribusi nyata seperti sosial dan ekonomi. Beginilah kehadiran tambang, meskipun bersifat kapatilistik namun kehadirannya dibutuhkan orang banyak.

 

PenuliS : Arya

Artikel ini dibuat untuk pelatihan Jurnalistik yang diselenggarakan PT Masmindo Dwi Area

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *