Porostengah.com – Selayar. Pembakaran secara beruntun terjadi pada dua asrama mahasiswa yaitu asrama Luwu IPMIL dan asrama mahasiswa Bone KEPMI di Makassar Minggu, (28/11) dini hari dan subuh hari, oleh orang bertopeng menjadikan suasana tidak kondusif di Kota Daeng.
Pemilik mobil DW (Luwu) dan DP (Bone) dihimbau untuk sementara tidak beroperasi. Ini untuk menghindari sasaran amuk orang tak dikenal ditengah jalan.
Dihubungi Porostengah, menurut pengakuan Fery mahasiswa asal Palopo yang tinggal di asrama IPMIL. Ia bersama temannya lagi main game tiba-tiba diserang dengan bom molotov dan senjata papporo.
“Senjata papporo senjata rakitan yang sering digunakan perusuh di Makassar,” ujarnya.
Mereka berusaha menyelamatkan diri dan segera menghubungi Polsek Makassar yang datang di TKP sekitar pukul 02.30. Begitupun 5 menit kemudian 7 mobil Pemadam kebakaran tiba di area kebakaran Jl. S limboto Krg 37 No 4 Makassar.
Subuh hari Minggu juga terjadi kebakaran di asrama mahasiswa Bone KEPMI yang lokasinya Jl Salahutu berdekatan dengan asrama IPMIL hanya di antarai sebuah lorong.
Himbauan Kodim 1408 Ujung Pandang yang diterima Porostengah.com, Minggu (28/11)
“Subuh hari kembali terjadi pembakaran asrama mahasiswa Bone KEPMI
Diperintahkan semua Camat dan lurah :
1. Segera mengantisipasi eskalasi perkelahian dengan kekerasan antara anak anak LUWU dan anak anak BONE
2. Semua asrama dan tempat kos kedua belah pihak harus dijaga ketat bersama tripika dan tripilar setempat dan dipantau 24 jam
3. Semua camat dan lurah menjaring informasi tentang hal ini dan berkoordinasi ke KESBANGPOL serta TNI POLRI
4. Camat dan lurah diperintahkan untuk menenangkan kelompok kelompok yang bertikai dan jangan memposting berita atau gambar yang membuat kondisi bertambah panas
5. JADIKAN RECOVER CENTER SEBAGAI POSKO SEMENTARA UNTUK MENJAGA KONDUSIFITAS KOTA MAKASSAR
Menurut Amir Informan Kodim 1408 Ujung Pandang, dalam peristiwa tersebut, satu korban luka parah mahasiswa IPMIL yang dilakukan tindakan operatuef di RS. Mahasiswa malang itu adalah Ketua BEM FP UIM Makassar.
Dalam amatan Porostengah.com bentrok antara mahasiswa IPMIL dengan mahasiswa KEPMI sudah tahunan. Dendam lama yang tidak pernah terselesaikan oleh aparat.
Celakanya kampus UIM Makassar selalu jadi sasaran bentrok. Kebetulan di kampus milik NU tsb, jumlah mahasiswa dari Palopo (Luwu) dan Bone cukup banyak dan berimbang, tutur Wakil Rektor III UIM DR M.Nurdin Tajri SH MH kepada awak media via telepon.
Menurutnya dalam lima tahun belakangan sudah beberapa kali terjadi bentrokan. Biasanya perkelahian terjadi di luar mereka kembali bentrok kalau ketemu di Kampus.
“Dan ini cukup menguras energi kita,” tutur mantan anggota DPRD Makassar tersebut. Setiap ada perkelahian mahasiswa Luwu dan Bone, pihak kampus minta penjagaan dari Koramil Tamalanrea dan Polsekta Tamalanrea.
Malah tiga tahun lalu waktu mereka saling buru di kampus malam hari, UIM terpaksa meliburkan mahasiswa selama tiga hari.
Menurut seorang tokoh masyarakat kedua komunitas mahasiswa tersebut yang kebetulan keduanya bekas Kerajaan, harus diselesaikan secara. Komprehensif. Ia mengisahkan tahun 80-an, dulu ada perkelahian antara mahasiswa Luwu dengan mahasiswa Bantaeng, tidak menjadi sumber balas dendam. Waktu itu Gubernur Sulsel A Amiruddin langsung turun tangan.
Ia memanggil semua Aparat, tokoh masyarakat, Ulama dan pimpinan mahasiswa untuk tekeng perdamaian di muka anggota Muspida Sulawesi Selatan dan Para Rektor. Sekarang hanya diselesaikan ibarat pemadam api, nanti dipadamkan setelah jatuh korban. (***)
Kontributor : Andi Rusman
Editor. : Nur Kamar