Porostengah.com (Selayar) – Tiada hari tanpa menulis tiada hari tanpa komentar, itu untuk jurnalis lokal seperti nakke, (bolehkan sedikit eksis, kan ini tulisan saya) hehehe…sory. lanjut. Tiada hari tanpa menulis maksudnya agar para teman-temanku se profesi itu untuk berkarya lewat tulisan bukan dengan lobi-lobi seperti hampir tiap hari aku dengar dan sedikit melihat (ketika diajak turut serta) ketika berada disekitar teman-temanku.
Aku tidak mengkritik aku hanya sedikit berkomentar dan sekali lagi sedikit memberi masukan, karena bagiku jumlah pergerakan dalam melobi atau jumlah usaha yang dipakai untuk melobi sama banyaknya dengan jumlah usaha yang dipakai untuk mencari berita, kita kan wartawan, journalis bukan LSM atau Kontraktor atau bahkan Politisi apalagi Aparat hukum dan terlebih kita bukan staf Gubernur, Bupati, Camat atau bahkan Desa atupun Lurah (panjang juga ya.).
Baik Lobi atau mencari berita itu hanya pengantar bagiku untuk sekedar menyampaikan pemikiran terkait pemberitaan terutama dikepulauan selayar, yang saya maksudkan bahwa memberi atau mencari informasi janganlah terkait lobi-lobi atau penekanan-penekanan yang sifatnya sangat subjektif, berita menurutku, haruslah mendidik dan tidak dijadikan senjata pemusnah massal.
Berita adalah penyampaian objektif kepada masyarakat, disana ada jawaban sumber entah itu korban atau pelaku dan penyidik sebagai aparat hukum (dalam kasus kriminal). Disana ada juga hak jawab pejabat, aparat hukum dan pendapat masyarakat terkait sebuah penyimpangan (dalam kasus tipikor), disana ada masukan dari masyarakat, penyuluh kemasyarakatan dan tenaga ahli atau berkompeten dengan objek yang jelas serta usaha dalam menyelesaikan persoalan kemasayarakatan (dalam kasus sosial kemasyarakatan).
Intinya menyampaikan berita harus terarah, jelas dan mendalam serta yang paling utama adalah layak baca dan tentu layak jual (harapan direksi) jangan membuat berita publish seakan – akan menyusun Berita Hasil Pemeriksaan (BAP), jangan juga terlalu membuat berita mendayu-dayu seakan akan sedang menyusun novel (untuk yang terakhir jangan sampai dipakai oleh teman wartawan harian) bahaya, tim editor pasti bingung.
Lalu, semua yang saya sampaikan dalam tulisan ini sebenarnya adalah hal klasik dalam tugas sebagai jurnalis namun lebih dari itu semua, saya sekali lagi hanya berharap bahwa teman-temanku memberi sesuatu yang terbaik untuk masyarakat, sesuatu (berita) yang tidak hanya menyampaikan informasi tapi juga bisa memberikan edukasi sosial terkait sebuah permasalahan, tetap objektif dan jangan menghakimi apalagi jadi provokator (dalam konteks negatif), karena kita semua bukan penegak hukum dan tetap kooperatif karena kita bukan mata-mata yang berkerja hanya utuk seorang klien, kita bekerja dan dinilai oleh masyarakat luas , Kita tak cari kawan namun juga tak cari lawan, yang kita cari adalah berita (kata jahar siahaan, Wartawan senior).
Berita yang layak jual setelah semua proses bisnis informasi selesai, tentu akan menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga, untuk anak dan istri. Semoga berkah, Trims dan semoga bermanfaat. (Kutipan “Pusaran Khatulistiwa”). NK