News  

Kuatkan Kiprah Global, Dosen UM Bulukumba ikuti Bootcamp Research dan Konferensi Internasional IRSA 2025

Bulukunba, Porostengah.com – Universitas Muhammadiyah Bulukumba (UM Bulukumba) kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional melalui dua dosennya dalam rangkaian kegiatan Bootcamp Research dan Konferensi Internasional – Indonesian Regional Science Association (IRSA) 2025 yang berlangsung di Semarang. Kegiatan ini difasilitasi oleh inisiatif KONEKSI (Knowledge Partnership Platform Australia-Indonesia) bekerja sama dengan Australian National University (ANU) Indonesia Project.

Dua dosen UM Bulukumba yang mewakili AIDRAN (Australia-Indonesia Disability Research and Advocacy Network) dalam kegiatan ini adalah Andi Anugrah M, S.Pd., M.Pd., dan Ardianto, S.Pd., M.Pd. Keduanya mengikuti bootcamp penelitian pada 12–13 Juli 2025, yang dirancang untuk memperkuat kapasitas peneliti dalam merancang, menyempurnakan, dan mempresentasikan riset yang berdampak serta inklusif. Hasil dari bootcamp ini kemudian dipresentasikan dalam forum IRSA Conference pada 14–15 Juli 2025 yang mengangkat tema “Localising Smart Economy and Infrastructure for Inclusive Growth and Sustainability.”

iklan berbayar Pengumuman KPU Selayar Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Pilkada 2024 Dirgahayu 27 Tahun Masmindo Dwi Area Pengumuman Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Palopo Tahun 2024 Pasca Putusan MK

Rektor UM Bulukumba, Dr. H. Jumase Basra, M.Si., menyambut baik keikutsertaan dua dosennya dalam forum internasional ini. “Kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran dan kolaborasi penting bagi dosen-dosen kami untuk terlibat dalam jaringan riset yang lebih luas. Kami sangat bangga karena dosen kami mampu tampil dan menyumbangkan gagasan di panggung internasional,” ujar Rektor.

Andi Anugrah M, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa bootcamp dan konferensi IRSA menjadi momen penting dalam memperluas perspektif riset, terutama dalam memasukkan nilai-nilai inklusi, gender, dan keadilan sosial ke dalam kerangka penelitian. “IRSA bukan hanya forum akademik, tapi juga ruang berbagi nilai. Kami dilatih untuk melihat bahwa riset bukan sekadar publikasi ilmiah, melainkan alat transformasi sosial. Saya pribadi terdorong untuk lebih peka terhadap kondisi sosial masyarakat, terutama dalam konteks pendidikan dan bahasa di daerah,” jelasnya.

Sejalan dengan itu, Ardianto, S.Pd., M.Pd. juga menegaskan pentingnya riset terhadap kelompok marjinal. “Kegiatan ini memberikan kesadaran bagi kami bahwa riset harus relevan dan berpihak. Kami ingin membawa semangat itu ke UM Bulukumba, membangun budaya riset yang tidak hanya kuat secara akademik, tetapi juga sensitif terhadap realitas sosial. Inklusivitas harus menjadi nilai dasar dalam setiap desain penelitian,” ujarnya.

Konferensi IRSA 2025 menjadi ruang bertemunya peneliti dari berbagai wilayah, khususnya kawasan Indonesia timur, peneliti muda, hingga penyandang disabilitas. Selama dua hari, para peserta mempresentasikan riset mereka melalui sesi paralel, poster, serta diskusi panel. Riset-riset yang diangkat mencakup isu perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, ekonomi kreatif inklusif, serta pelibatan komunitas lokal dan adat dalam penyusunan kebijakan.

Kegiatan ini menjadi semakin bermakna dengan dukungan Knowledge to Policy Unit dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Dalam sambutannya, Ria Arief selaku manajer unit tersebut mengapresiasi partisipasi para peneliti dari Indonesia timur. “Beragam topik yang dibawa menunjukkan bahwa tantangan pembangunan di wilayah timur tidak bisa diselesaikan dengan satu pendekatan. Kolaborasi dan keterlibatan semua pihak, termasuk perempuan, penyandang disabilitas, dan komunitas adat, sangat penting dalam pembangunan berbasis riset yang berkelanjutan,” ujarnya.

Selain sesi konferensi, KONEKSI juga mendirikan booth pameran pengetahuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi antara peneliti, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan. Sampai saat ini, KONEKSI telah memfasilitasi lebih dari 53 proyek penelitian lintas disiplin, dengan fokus pada lingkungan dan perubahan iklim, transformasi digital, transisi energi, ketahanan pangan, dan pendidikan berbasis inklusi sosial.

Dengan berpartisipasi dalam IRSA 2025, UM Bulukumba kembali menegaskan peran strategisnya sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya membina generasi akademisi, tetapi juga menjadi motor perubahan berbasis pengetahuan di tingkat lokal, nasional, dan global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!