Luwu Utara, PorosTengah.com — Panen Raya Padi Serentak yang digelar di Desa Marannu, Kecamatan Baebunta Selatan, menjadi bukti nyata keberhasilan sektor pertanian di Kabupaten Luwu Utara.
Dalam kegiatan yang berlangsung secara nasional di 14 provinsi ini, Luwu Utara mencatat pencapaian luar biasa dengan nilai produksi padi yang ditaksir mencapai Rp1,5 triliun, Senin (7/4/2025).
Bupati Luwu Utara, Andi Abdullah Rahim, mengungkapkan bahwa sektor pertanian, khususnya komoditas padi, menyumbang sekitar 52 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah.
Dengan total produksi mencapai 259.394 ton gabah kering panen (GKP), perputaran ekonomi yang dihasilkan dari sektor ini menunjukkan betapa vitalnya peran pertanian dalam mendongkrak perekonomian lokal.
“Ini angka yang luar biasa. Rp1,5 triliun berputar dari hasil pertanian kita, khususnya padi. Artinya, pertanian bukan hanya soal ketahanan pangan, tetapi juga urusan ekonomi besar yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat,” ujar Bupati Rahim.
Harga gabah saat ini juga tergolong kompetitif, berada di kisaran Rp6.500 per kilogram, sementara hasil panen di lokasi panen raya mampu mencapai 8 ton per hektar. Pemerintah daerah optimistis peningkatan produktivitas hingga 1,2 ton per hektar bisa dicapai melalui inovasi bibit unggul, sistem pengairan yang optimal, serta pemanfaatan teknologi pertanian modern.
“Kalau hasil panen kita bisa naik 1,2 ton saja per hektar, itu sudah memberikan tambahan besar bagi PDRB. Maka tugas kita sekarang adalah mencari formula terbaik untuk memastikan peningkatan itu benar-benar terjadi,” tambahnya.
Untuk menjaga nilai tambah tetap berada di daerah, Pemkab Luwu Utara menargetkan agar 80 persen gabah petani dapat ditampung dan diproses langsung di wilayah ini. Meskipun kapasitas gudang penyimpanan saat ini masih terbatas, pemerintah berkomitmen melakukan optimalisasi guna mendukung target tersebut.