PMB UM Bulukumba BRI KCP RATULANGI
BRI KCP RATULANGI

Tren HIV Di Selayar Terus Naik, Pemerintah Daerah Tidak Boleh Tinggal Diam!

SELAYAR | POROSTENGAH.COM – Ancaman peningkatan kasus HIV di Kecamatan Pasimarannu semakin nyata. Setelah Puskesmas merilis data sebanyak 25 warga positif HIV sejak 2023 hingga 2025, kekhawatiran warga pun meningkat bahwa angka tersebut belum mencapai puncaknya.

Petugas HIV/AIDS Puskesmas Pasimarannu, Hasrarudin Kasnar, S.KM, sebelumnya mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2025 telah ditemukan lima kasus baru. Mayoritas kasus tersebut terkait perilaku seksual berisiko, termasuk hubungan sesama laki-laki (LSL).

BRI KCP Ratulangi PT. MASMINDO DWI AREA BROSUR PMB UM BULUKUMBA 2025 KPU PALOPO iklan berbayar Dirgahayu 27 Tahun Masmindo Dwi Area Pengumuman Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Palopo Tahun 2024 Pasca Putusan MK

“Kasus terbanyak berada pada kelompok usia produktif. Tahun ini saja ada lima temuan baru dan ini membutuhkan kewaspadaan semua pihak,” ujar Has, sapaan akrab Hasrarudin Kasnar, kepada media ini, Selasa 2 Desember 2025.

Secara akumulatif, lanjutnya, Puskesmas Pasimarannu telah mencatat 25 kasus HIV, terdiri atas 21 orang yang masih dalam pengobatan serta 4 orang yang telah meninggal dunia. Ia menegaskan bahwa kondisi ini harus segera ditangani melalui penguatan edukasi dan deteksi dini.

“Ada layanan tes HIV dan terapi antiretroviral (ARV) yang disediakan secara gratis dan bersifat rahasia di Puskesmas. ARV harus diminum seumur hidup. Bila diminum rutin hingga virus tersupresi, pasien tidak akan menularkan HIV lagi. Informasi ini penting agar masyarakat tidak takut memeriksakan diri,” tegasnya.

Has juga memaparkan pola penularan HIV yang teridentifikasi di Pasimarannu, yakni penularan antara suami dan istri, dari ibu ke anak, serta antar laki-laki.

“Yang perlu ditekankan adalah bahwa ODHA tidak boleh didiskriminasi. HIV tidak menular melalui aktivitas sosial sehari-hari,” tambahnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat Pasimarannu, Drs. Syamsul Bahri, berharap agar kebijakan penanganan HIV di tingkat layanan dasar dapat menempatkan isu tersebut sebagai agenda prioritas, sehingga mendapat dukungan lebih serius dari pemerintah kabupaten.

“Puskesmas Pasimarannu harus menjadikan HIV sebagai program prioritas, sehingga persoalan ini betul-betul mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten,” ujarnya.

Menurut Syamsul Bahri, penanganan HIV membutuhkan kolaborasi lintas sektor karena tidak cukup hanya mengandalkan inisiatif petugas. Pemerintah kecamatan, Puskesmas, dan para kepala desa diminta berkolaborasi, sebab kondisi ini dapat mengancam kesehatan generasi penerus.

Saat ini, Puskesmas Pasimarannu mengaku tengah memperluas layanan tes HIV gratis dan meningkatkan edukasi dari desa ke desa. Meski demikian, para tenaga kesehatan menegaskan bahwa upaya tersebut tidak akan efektif tanpa dukungan masyarakat dan pemerintah desa.

Dengan tren temuan kasus baru yang terus berulang setiap tahun, Pasimarannu kini menghadapi kenyataan pahit: tanpa intervensi signifikan, angka 25 kasus hanya akan menjadi awal dari masalah yang lebih besar.

PT. MASMINDO DWI AREA
PMB UM BULUKUMBA
error: Content is protected !!