Porostengah – Jakarta, 24/01/2022. Nama Edy Mulyadi mendadak viral dan jadi perbincangan hangat di dunia maya, seiring dengan pernyataannya diduga mengandung unsur SARA.
Dalam sebuah tayangan video, dengan lantang Politisi PKS itu menolak pemindahan Ibu Kota baru dan mengatakan pulau Kalimantan sebagai tempat pembuangan ‘Anak Jin’.
Hal ini bukan hanya menyinggung perasaan masyarakat Kalimantan saja,melainkan juga menimbulkan berbagai reaksi dari kalangan lainya,seperti dari ketua Umum Warung Nusantara(WN)88 Edwin Fetando,ia menyayangkan dan mengecam keras ucapan yang berbau rasis dari Edy tersebut.
Edwin menyebutkan,mestinya Edy yang notabenenya seorang wakil rakyat tidak harus melontarkan kata-kata yang menyinggung perasaan masyarakat tertentu.
“Dia(Edy M)kalau memang tak setuju ibu kota dipindahkan ke Kalimantan enggak usah ngomong macam-macam,hak dia dan partainya untuk menolak,tapi nggak usah bilang begitu,”ucap Edwin(24/1/2022).
“Ini rasis dan dampaknya bisa memecahbelah persatuan NKRI loh…Edy harus meminta maaf kepada masyarakat Kalimantan,”geramnya.
“persoalan ini harus segera diselesaikan dengan sebaik-baiknya jika tidak ingin menimbulkan persoalan baru dikemudian hari,”tandasnya.
Dilain pihak,gerakan mahasiswa nasional Indonesia(GMNI)telah melaporkan Edy Mulyadi ke pihak kepolisian Polda Kalsel,menurut ketua GMNI Kalsel Muhammad Luthfi bahwa dalam pelaporanya perlu digarisbawahi adalah tindakan/kalimat narasi yang dinilai merendahkan harkat dan martabat penduduk kalimantan.
Edy Mulyadi selain kasus menghina Pulau Kalimantan sebagai tempat ‘jin buang anak’,ia telah menghina Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dengan ucapanya ‘macan mengeong,kini Menhan sudah melaporkanya ke polisi. (B. Zama)
(admin)