Porostengah.com, Selayar – Asap hitam pekat terus membubung dari Dusun Tanaharapan, Desa Bontotangnga, Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar. Aktivitas pembakaran arang yang telah berlangsung bertahun-tahun ini tak hanya mencemari udara, tapi juga memantik kegelisahan warga. Namun, mereka memilih diam. Penyebabnya: pengusaha arang disebut-sebut dibekingi aparat.
”Iya, benar yang dikatakan masyarakat di sini. Mereka takut menegur langsung karena di belakangnya ada aparat yang turut andil,” ujar BS, salah satu warga, kepada Pewarta Minggu 18 Mei 2025
Lokasi pembakaran berada cukup dekat dengan permukiman warga. Asap hasil pembakaran tak mengenal musim: tetap mengepul saat hujan maupun terik. Bau menyengat dan debu halus kerap masuk hingga ke dalam rumah.
Tak hanya mengganggu kesehatan, aktivitas ini juga berdampak langsung terhadap pelaku usaha lokal. Salah satunya adalah Nasrudin, pedagang pakaian yang sebelumnya membuka lapak tak jauh dari lokasi pembakaran. Ia akhirnya angkat kaki dari dusun itu karena asap membuat dagangannya rusak dan pelanggan enggan datang.
“Saya no komen-ma sekarang. Bisajaki tanya – tanya bagaimana saya dulu waktu di atas, gara-gara itu pembakaran arang,” ucap Nasrudin dengan nada kesal, saat ditemui di lokasi usahanya yang baru.
Meski keresahan terus bergulir, tak ada langkah konkret dari pemerintah desa maupun aparat penegak hukum. Isu soal adanya “bekingan” justru makin kuat di tengah masyarakat. Sejumlah warga menilai, selama pelaku usaha merasa terlindungi, maka aktivitas pembakaran ini akan tetap berjalan tanpa hambatan.
Warga hanya berharap, ada tindakan tegas yang berpihak pada keselamatan dan kenyamanan lingkungan, bukan pada kepentingan segelintir orang.