POROSTENGAH.COM, Makassar — Menganakemaskan laki-laki dalam keluarga tanpa memberi perlakuan yang sama dengan anak perempuan adalah bentuk diskriminasi.
Hal tersebut diungkapkan Psikolog klinis Vivi Anna, dalam diskusi bersama media di Nasi Tempong jalan Hasanuddin kota Makassar, Kamis (10/7/2025).
Berdasarkan Jurnal penelitian berjudul “Makna Anak Laki-laki dalam Budaya Tionghoa Berdasarkan Tinjauan Nilai Dasar Insani”, Anna menjelaskan jika masih ada keluarga saat ini yang membedakan anak perempuan dan laki-laki baik dari segi peran dalam keluarga, harapan orang tua bahkan dalam pembagian warisan.
“Saya sendiri yang mengalami itu, dalam budaya kami Tionghoa seringkali anak laki-laki di-anakemaskan, namun hal tersebut justru melukai anak perempuan. Belum lagi jika pihak ketiga seperti pasangan saudara kita ikut campur, itu akan menambah rumit kesenjangan yang sebelumnya sudah ada,” jelasnya.
“Orang tua seharusnya melihat bagaimana anak berusaha dan bekerja tanpa membedakan laki-laki atau perempuan,” tambahnya.
Vivi berpesan agar seluruh keluarga dimanapun berada harus memberikan keadilan bagi anak-anak mereka, apapun gendernya. Begitupun dengan saudara, dirinya berharap mampu membangun komunikasi dan menghilangkan sekat yang sering kali terjadi antar saudara
“Orang tua harus melihat dari usaha dan keringat anaknya, saudara pun demikian harus menghargai saudaranya,” pungkasnya.