PMB UM Bulukumba BRI KCP RATULANGI
BRI KCP RATULANGI

‎Dapur MBG di Selayar Belum Penuhi Standar, Rata-rata Tanpa IPAL

SELAYAR | POROSTENGAH.COM – Pantauan lapangan terhadap dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kepulauan Selayar menunjukkan masih banyak yang belum memenuhi standar kelayakan. Mayoritas dapur diketahui tidak memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), sehingga berpotensi menimbulkan masalah kebersihan dan pencemaran lingkungan.

‎Sejumlah pemerhati lingkungan turut menyoroti kondisi tersebut. Mereka menilai, ketiadaan IPAL bukan sekadar persoalan teknis, tetapi bisa berdampak langsung terhadap kualitas sanitasi dan kesehatan masyarakat.

BRI KCP Ratulangi PT. MASMINDO DWI AREA BROSUR PMB UM BULUKUMBA 2025 KPU PALOPO iklan berbayar Dirgahayu 27 Tahun Masmindo Dwi Area Pengumuman Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Palopo Tahun 2024 Pasca Putusan MK

‎ “Jika dapur penyelenggara MBG tidak dilengkapi IPAL, limbah sisa makanan dan air cucian bisa mencemari lingkungan sekitar. Ini berbahaya, apalagi program ini bersentuhan langsung dengan makanan yang dikonsumsi anak-anak sekolah,” ujar salah seorang pemerhati lingkungan di Selayar, Jumat (3/10/2025).

‎Sorotan serupa sebelumnya juga disampaikan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Diaz Hendropriyono. Saat meninjau dapur MBG di kawasan Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, 24 September 2025 lalu, Diaz menekankan pentingnya kelengkapan fasilitas pengolahan limbah pada dapur program tersebut. (Dikutip dari RRI.co.id)

‎“MBG ini program besar dan menyangkut masa depan generasi kita. Jangan sampai pelaksanaannya justru mengabaikan aspek lingkungan. Setiap dapur idealnya harus dilengkapi IPAL agar standar higienitas dan ramah lingkungan tetap terjaga,” tegas Diaz.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Kepulauan Selayar, Taufik Kadir, saat dikonfirmasi Jumat (3/10/2025), juga menegaskan bahwa keberadaan IPAL mutlak dibutuhkan, meskipun tidak harus dalam skala besar.

“Iya wajib meski tidak harus besar karena banyak limbah yg dihasilkan yg berpotensi mencemari lingkungan, makanya DLH mengajukan kerjasama untk mengolah sisa makanannya. Ungkapnya

‎Taufik Kadir menambahkan “Secara khusus memang tidak ada, mereka hanya pakai saluran selokan yg sudah ada tapi kami menyarankan untuk tidak membuang limbahnya di saluran”

‎Keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis di Selayar tidak hanya diukur dari lancarnya distribusi makanan, tetapi juga dari sejauh mana penyelenggara mampu menjaga standar kebersihan dan kelestarian lingkungan. Tanpa IPAL, program yang bertujuan mulia ini justru berisiko menimbulkan masalah baru di masyarakat.

PT. MASMINDO DWI AREA
PMB UM Bulukumba
error: Content is protected !!