SELAYAR | POROSTENGAH.COM – Dugaan kelalaian terjadi dalam pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh SPPG Bontobangung, Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar. Salah satu menu yang disalurkan kepada siswa, yakni tempe, ditemukan dalam kondisi berjamur dan tidak layak konsumsi.
Informasi dari sumber terpercaya menyebutkan, kejadian ini terjadi pada Oktober 2025 lalu dan sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan guru serta orang tua siswa. Mengetahui hal itu, pihak sekolah langsung melayangkan surat keberatan resmi kepada pihak penyelenggara SPPG sebagai bentuk protes atas kualitas makanan yang disediakan. 04/11/2025
Setelah informasi ini mencuat, upaya komunikasi yang dilakukan oleh pewarta dengan penanggung jawab SPPG maupun kepala Dapur SPPG tidak mendapat respons. Panggilan telepon maupun pesan singkat yang dikirimkan tidak dijawab hingga berita ini ditayangkan.
Kejadian ini menjadi sorotan publik, mengingat program MBG seharusnya menjadi langkah pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi anak sekolah, bukan malah menimbulkan potensi masalah kesehatan akibat kelalaian penyedia makanan.
Menanggapi hal tersebut, Bupati LSM Lira Selayar turut menyayangkan terjadinya kasus ini.
“Program seperti ini semestinya diawasi dengan baik. Kalau penyelenggara lalai, anak-anak yang dirugikan. Ini harus jadi evaluasi bagi pihak SPPG,” ujarnya.
Kasus tempe berjamur dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) ini diharapkan menjadi perhatian serius bagi pihak SPPG dan instansi terkait agar kejadian serupa tidak terulang. Pengawasan yang lebih ketat diperlukan demi menjamin keamanan serta kualitas makanan yang dikonsumsi para siswa di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak SPPG Bontobangung dalam hal ini Penanggung Jawab terkait temuan tempe berjamur tersebut maupun tindak lanjut perbaikan distribusi makanan di sekolah-sekolah penerima program.



							














