BULUKUMBA | POROSTENGAH.COM – Kelapa terkenal sebagai komoditas yang kaya akan potensi. Mulai dari akar, batang, sabut, batok, hingga air kelapa, dapat dimanfaatkan menjadi produk bernilai ekonomi.
Masyarakat Indonesia, sejak dulu hingga saat ini, memanfaatkan kelapa sebagai salah satu sumber pendapatan. Mulai dari pengelolaan secara tradisional, hingga upaya menciptakan produk berbahan dasar kelapa melalui sentuhan teknologi.
Kelapa dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah dan banyak ditemui pada wilayah Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.
Di Kabupaten Bulkumba, Sulawesi Selatan, kelapa tersebar pada lahan dengan luas hingga 13 ribu hektar (data: ppid.bulukumba.go.id).
Di daerah ini, kelapa menjadi salah satu komoditas unggulan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lokal, salah satunya melalui industri berbasis kerakyatan.
Kondisi ini mendorong Universitas Negeri Makassar (UNM) melahirkan inovasi produk berbasis kelapa pada kelompok masyarakat non-produktif di Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba.
Upaya ini merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) UNM untuk mendukung kemandirian ekonomi lokal dan swasembada energi.
Pada Sabtu (5/11/2025), Tim Universitas Negeri Makassar yang diketuai oleh Dr.Netti Herawati, M. Si dan anggota Dr.Muhammad Syahrir, M. Si, serta Prof.Dr. Muhammad Rakib, menggelar pelatihan di Desa Pataro, Kecamatan Herlang.
Narasumber: Rini Perdana, S.Si, M.Sc untuk pembuatan briket dan sabun dari tempurung dan minyak kelapa, Muhammad Nur Alam,S.Si., M.Si untuk pembuatan nata de coco dri air kelapa, serta Subakir Salnus, S.Si., M.Si melalui pelatihan pembuatan website organisasi dan website promosi dan pemasaran produk berbasis AI.
Ketua Tim, Netti Herwati menyampaikian bahwa pelatihan ini menjadi komitmen pengabdian dari Universitas Negeri Makassar dan didukung oleh Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
“Puluhan peserta turut serta pada kegiatan ini, terdiri dari kelompok Karang Taruna Sipakatau Desa Pataro dan Ibu PKK,” lanjut Netti.
Netti menyebut, kelapa dapat didorong menjadi salah satu sektor penggerak ekonomi ditingkat lokal untuk mempercepat kemandirian ekonomi, hingga upaya mempercepat swasembada eneegi.
“Untuk mendorong pengembangan komoditas kelapa, Pemerintah Daerah pada berbagai tingkatan, dapat mengadopsi kehadiran teknologi melalui kebijakan bersifat formal dan jangka panjang,” imbuh Netti.
Inisiatif PKM UNM ini didukung oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek)

















