Porostengah.com, Selayar – Dampak dari kondisi ekonomi yang sulit semakin dirasakan oleh masyarakat di pelosok daerah, termasuk di Kabupaten Selayar. Salah satu kisah memilukan datang dari seorang gadis desa Bontotangnga Dusun Tahabira Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar, Jumri (17), yang terpaksa putus sekolah karena terbentur kendala biaya dan jarak tempuh sekolahnya. Jumri, yang sebelumnya duduk di bangku SMK Negeri 1 Benteng Selayar kelas Dua, harus meninggalkan pendidikannya demi membantu keluarganya yang sedang kesulitan ekonomi.
“Saya ingin sekali melanjutkan sekolah, tapi keadaan keluarga memaksa saya untuk berhenti,” ujar Jumri dengan nada sedih. Meski tak bisa melanjutkan pendidikan, Jumri tidak menyerah pada nasib. Kini, ia membantu orang tuanya dengan berkebun sayuran di lahan kecil yang mereka miliki.
Keluarga Jumri mengandalkan pertanian sayuran sebagai sumber penghasilan utama. Setiap hari, ia merawat berbagai tanaman seperti cabai, tomat, dan kangkung serta Bayam “Hasilnya tidak banyak, tapi ini yang bisa kami lakukan untuk bertahan,” tambah Jumri
Meski terpaksa meninggalkan bangku sekolah, Jumri memiliki harapan besar untuk masa depan. “Saya berharap suatu hari nanti bisa membuka usaha sendiri, meski sekarang belum tahu kapan bisa terwujud,” ujarnya dengan penuh tekad.
Kisah Jumri adalah satu dari banyak kisah anak-anak di daerah terpencil yang terpaksa berhenti sekolah akibat keterbatasan ekonomi. Beberapa pihak berharap pemerintah dan masyarakat lebih memperhatikan pendidikan di daerah terpencil, serta memberikan dukungan bagi mereka yang berada di bawah garis kemiskinan agar tetap bisa melanjutkan pendidikan.