PMB UM Bulukumba BRI KCP RATULANGI
BRI KCP RATULANGI
News  

Kalla Group Bangun RSI Faisal Jadi 7 Lantai, Miliki Konsep Modern

POROSTENGAH.COM, Makassar — Manajemen Rumah Sakit Islam Faisal kini resmi berada di bawah naungan KALLA. Sejumlah pengembangan pun mulai dilakukan, seperti pembangunan gedung baru, renovasi bangungan lama sarana hingga transformasi layanan secara signifikan.

Groundbreaking atau peletakan batu pertama gedung baru RS Faisal dilakukan oleh Founder & Advisor KALLA sekaligus Pembina Yayasan RS Islam Faisal, HM Jusuf Kalla, Senin (22/9/2025).

BRI KCP Ratulangi PT. MASMINDO DWI AREA BROSUR PMB UM BULUKUMBA 2025 KPU PALOPO iklan berbayar Dirgahayu 27 Tahun Masmindo Dwi Area Pengumuman Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Palopo Tahun 2024 Pasca Putusan MK

Dengan bergabungnya RS Faisal akan semakin mengeratkan hubungan KALLA dengan masyarakat. Melalui semangat #KALLAForLife, kehadiran RS Faisal tentu akan memberikan dampak sosial yang nyata melalui peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat.

Ketua Dewan Pembina Yayasan RS Islam Faisal, HM Jusuf Kalla, mengungkapkan, saat ini terjadi persaingan yang besar dalam bisnis kesehatan karena kemajuan teknologi. Hal tersebutlah yang menyebabkan rumah sakit tradisional sulit bersaing.

“Masyarakat menginginkan adanya kemajuan layanan yang tentu dari segi fasilitas, dokter yang hebat, dan alat kesehatan yang lebih modern. Dari perkembangan tersebut, saya yang termasuk pendiri Rumah Sakit Faisal mengajak kita semua berpikir bagaimana memajukan rumah sakit ini. Kita harus mengikuti transformasi perkembangan rumah sakit yang menjadi bisnis kesehatan,” jelasnya.

Rumah sakit, lanjut Jusuf Kalla, harus terus menerus melakukan perbaikan teknologi yang dibarengi dengan penelitian. Layanan kesehatan yang di depan, mesti didukung dengan upaya manajerial dan persaingan yang kuat di belakangnya.

“Rumah sakit tidak mungkin lagi ikut dalam persaingan layanan kesehatan kalau tidak dibarengi dengan persaingan manajerial, perbaikan sistem, dan visi ke depan,” imbuhnya.

Ia juga berharap, Makassar menjadi kota perdagangan dan service dengan meniru cara Singapura. Menurutnya, Singapura itu di kala perdagangan turun, mereka memajukan layanan kesehatan yang kuat.

“Inilah harapan saya, semoga RS Faisal menjadi bagian dari upaya-upaya kita memajukan kesejahteraan masyarakat dan kota ini. RS Faisal harus lebih baik dari rumah sakit lain yang ada di Makassar dan harus betul-betul melayani masyarakat sebaik-baiknya,” tutur Jusuf Kalla.

Gedung utama yang akan dibangun terdiri atas tujuh lantai. Adapun layanan yang dihadirkan pada setiap lantainya ialah lantai 1 akan difungsikan sebagai IGD, lantai 2 akan melayani radiologi, lantai 3 difungsikan sebagai ruang operasi dan ICU serta lantai 4 akan melayani hemodialisa dan kemoterapi. Sementara itu, lantai 5, 6, dan 7 akan difungsikan sebagai ruang rawat inap.

Kehadiran gedung baru tersebut sekaligus akan memenuhi 12 indikator Kebijakan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sementara itu, beberapa bangunan existing lainnya juga akan diperbarui dan mengalami perubahan layanan, seperti ruangan IGD yang nantinya akan difungsikan sebagai pusat pelayanan ibu dan anak sekaligus menjadi layanan terbaru dari RS Faisal. Development ini ditargetkan akan rampung dalam dua tahun ke depan.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengapresiasi pembangunan RS Faisal. Ia berharap, langkah tersebut bisa menjadi sinergi yang baik antara Pemerintah Kota Makassar dengan pihak swasta untuk bersama-sama merespons peningkatan kualitas layanan kesehatan di Kota Makassar.

“Kami berharap pembangunan rumah sakit ini semakin memantapkan posisi Kota Makassar sebagai pusat rujukan layanan kesehatan. Kami juga berharap, kehadiran rumah sakit ini akan merespons tenaga kerja sangat dibutuhkan di Kota Makassar, khususnya tenaga medis. Setelah beroperasi, kita harapkan juga perputaran ekonomi bisa berdampak langsung ke masyarakat sekitar,” tuturnya.

Untuk itu, Pemerintah Kota Makassar berkomitmen untuk mendukung pembangunan RS Faisal sebai-baiknya. “Kami menganggap ini adalah hal yang sangat penting dan bermanfaat bagi masayarakat Kota Makassar,” tambah Appi, sapaan akrab Munafri.

Direktur Utama RS Faisal, dr. Salwa Mochtar, mengungkapkan, RS Faisal telah memasuki usia 45 tahun. Namun, memang belum pernah sama sekali ada renovasi yang sifatnya besar. Selama ini hanya renovasi kecil-kecilan saja.

“Kita memang harus melakukan pembaruan fasilitas. Apalagi setelah kita melihat growth Rumah Sakit Faisal dalam beberapa tahun terakhir, harusnya rumah sakit ini bisa tumbuh lebih baik lagi. Nah, di bawah manajemen KALLA tentunya sangatlah membantu kami untuk bertransformasi di tengah kompetitifnya persaingan rumah sakit saat ini,” ungkapnya.

RS Faisal tengah bertransformasi menjadi rumah sakit yang unggul, humanis, dan terkemuka di kawasan timur Indonesia. Untuk itu, salah satu yang menjadi fokus improvement ialah dari sisi service of excellence.

“Kita ingin RS Faisal tidak hanya dianggap rumahnya orang sakit, tapi kita ingin mencoba langkah preventif dan promotif. Makanya kita akan memperkuat layanan medical check up dalam gedung baru nantinya,” kata dr. Salwa.

Upaya preventif yang saat ini dilakukan RS Faisal ialah fokus pada layanan invoasi SIAMPUH, yakni layanan siap antar jemput pasien yang telah mendapat apresiasi Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (LAM-KPRS) kategori inovasi layanan humanis. Layanan ini tidak lagi membebankan baiaya antar jemput untuk pasien.

Selain itu, ada pula SIJAGA, yakni siap menjemput pasien gawat darurat secara gratis pula. Tujuannya ialah sebagai langkah proaktif untuk lebih tanggap menolong masyarakat. Dalam layanan ini, pasien pun sudah dijemput tim medis secara lengkap yang sudah terdiri atas dokter dan perawat sehingga penanganannya bisa langsung terintegrasi saat tiba di rumah sakit.

dr. Salwa juga mengungkapkan, RS Faisal sangat dekat dengan para ulama di Sulawesi Selatan. Apalagi dulunya terdapat Program Sehat Ulama Mubalig (PSUM) yang juga diinisasi oleh HM Jusuf Kalla. Dalam layanan ini, para ulama yang dirawat di RS Faisal hanya dikenakan biaya 10 persen dari total tagihan perawatan. Program ini tentunya sangat membantu, apalagi dulu belum ada asuransi seperti JKN saat ini.

“Nah sekarang kan sudah ada JKN, kami tetap melanjutkan program ini. Caranya ialah jika ada ulama yang dirawat, sisa kami upgrade kelas perawatannya,” jelasnya.

Salah satu keunikan layanan dari RS Faisal yang dipertahankan sejauh ini ialah kunjungan ulama ke pasien rawat inap dan membacakan mereka doa. Kunjungan tersebut selama ini menjadi dorongan dan semangat tersendiri untuk pasien agar bisa sembuh dan sehat kembali.

Dalam groundbreaking ini, RS Faisal memperkuat kerja sama dengan 10 instansi lainnya dengan meneken MoU atau nota kesepahaman. Kesepuluh instansi tersebit ialah BPJS Ketenagakerjaan, Mandiri Inhealth, Admedika, RSU Thalia Irham Gowa, RSU Maryam Takalar, RSUD Sulthan Daeng Radja Bulukumba, RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makatutu Bantaeng, RSUD Lanto Daeng Pasewang Jeneponto, PGRI Kota Makassar, dan Universitas Islam Makassa (UIM). Sebelumnya, RS Faisal juga telah meneken MoU bersama PT Data Integrasi Inovasi – Neural Universal Healthcare Application dan PT Medika Loka Manajemen.

Sekilas Sejarah RS Faisal

Rumah Sakit Islam Faisal diresimkan pada tanggal 24 September 1980. Bangunannya berdiri di atas tanah wakaf oleh Kerajaan Arab Saudi atas prakarsa dari Hadji Kalla, H Fadeli Luran, H Nazaruddin Anwar, HA Salama Tambo, dan HM Daeng Patompo.

RS Faisal berstatus rumah sakit kelas B dengan akreditasi predikat Paripurna dengan ketersediaan kapasitas 201 tempat tidur. Moto layanannya ialah “Ihsan dalam Pelayanan, Bekerja Sebagai Ibadah”. Adapun layanan yang tersedia saat ini ialah 2 layanan umum, 4 layanan spesialis dasar, 7 layanan spesialis penunjang, dan lebih dari 20 layanan spesialis dan subspesialis lainnya.

 

RS Faisal telah dipimpin oleh sederet direktur utama selama 1980-2025, mulai dari Prof. Dr. dr. H. Haeruddin Rasjad, Sp.B,Sp.OT.FICH,Ph.D (1980-1985), dr. H. M.Saman Kalla (1985-1987), Prof. Dr. dr.H. Amiruddin Aliyah, Sp.S(K), MM (1987-1996), dr.H. Farid W. Husain, Sp.BD-KBD (1996-2006), Prof. Dr. dr. H.A. Arifuddin Djuanna, Sp.OG(K) (2006-2011), Prof. Dr.dr.H. Syarifuddin Wahid, Sp.F,Sp.PA,Ph.D (2011-2015), dr. Hj. Arfiah Arabe T, MARS (2016-2022), dr. Andi Hadijah Iriani, Sp. THT-KL.,M.Si (2022-2023), hingga dr. Salwa Mochtar, MARS (2023-sekarang).

PT. MASMINDO DWI AREA
PMB UM Bulukumba
error: Content is protected !!