Media, News  

Kepala Desa Bontomalling Gelar Konferensi Pers, Klarifikasi Tudingan Pemanfaatan Sumur Bor

Porostengah.com, Selayar– Kepala Desa Bontomalling, Kecamatan Pasimasunggu Timur, Kabupaten Kepulauan Selayar, Andi Suhri, menggelar konferensi pers untuk menanggapi tudingan terkait pemanfaatan sumur bor yang dinilai bermasalah oleh anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Saraman.

Konferensi pers ini berlangsung di Dierra Cafe, Jalan S. Parman, Benteng Selatan, dengan dihadiri oleh sejumlah awak media. Dalam kesempatan tersebut, Andi Suhri menegaskan bahwa pemberitaan yang disampaikan Saraman di media online sebelumnya tidak seimbang dan perlu diluruskan. 16/02/2025

iklan berbayar Pengumuman KPU Selayar Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Pilkada 2024 Dirgahayu 27 Tahun Masmindo Dwi Area

Didampingi oleh keluarganya, Andi Suhri mengaku bahwa pada awalnya ia tidak menggubris isu yang berkembang di media sosial. Namun, karena tudingan tersebut terus berlanjut, keluarganya mendorongnya untuk melakukan klarifikasi guna mencegah fitnah yang dapat mencoreng nama baiknya.

Dokumentasi usulan pengadaan sumur bor yang di setujui oleh BPD serta Saraman yang ikut andil didalamnya (foto istimewa)

“Saya tidak akan membela diri. Saya hanya akan berbicara berdasarkan data, fakta, dan kondisi di lapangan yang sebenarnya,” tegasnya sambil memperlihatkan sejumlah dokumen dan foto sebagai bukti.

 

Menurut Andi Suhri, pembangunan sumur bor di desanya mulai dianggarkan melalui Dana Desa pada tahun 2021, dengan anggaran bervariasi antara Rp50 juta hingga Rp64 juta per titik. Perbedaan biaya ini disebabkan oleh variasi dalam pengerjaan—ada yang hanya berupa penggalian, ada yang dilengkapi mesin, dan ada pula yang termasuk bak penampungan air.

Ia juga mengakui bahwa dalam beberapa kasus, biaya pengerjaan sumur bor tidak sepenuhnya terpakai sesuai perencanaan. Hal ini terjadi karena dalam beberapa titik, air sudah ditemukan sebelum mencapai kedalaman yang direncanakan. Oleh karena itu, ia mengambil kebijakan untuk melakukan penggalian baru di titik lain agar anggaran tetap dimanfaatkan secara optimal.

“Dari tahun 2021 hingga 2023, terdapat 15 anggaran langsung untuk sumur bor dan 2 anggaran ketahanan pangan yang juga digunakan untuk suplai air lahan pertanian. Total ada 17 mata anggaran sumur bor, dan dari anggaran tersebut kami berhasil menggali 42 sumur bor, karena dalam satu mata anggaran kami bisa menggali lebih dari satu sumur,” jelasnya.

Meskipun telah membangun lebih banyak sumur dari perencanaan awal, ia tidak menampik adanya temuan terkait kekurangan volume berdasarkan hasil audit Inspektorat. Namun, ia menegaskan bahwa seluruh temuan tersebut sudah ditindaklanjuti dengan melakukan pengembalian ke Kas Negara.

“Benar ada temuan, tetapi semuanya sudah diselesaikan dengan pengembalian ke Kas Negara. Ini bukan hanya terkait sumur bor, tetapi juga seluruh penggunaan Dana Desa. Ini bukti pengembalian saya selama tahun 2021 hingga 2023,” katanya sambil memperlihatkan tiga foto bukti setor ke Kas Negara.

Kades Nomor dalam Konferensi pers Menunjukkan Bukti Pengembalian Kas Negara yang menjadi temuan
Laporan Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Kepulauan Selayar dari Tahun 2021 hingga 2023 (foto istimewa)

Menanggapi klaim Saraman yang menyebutkan bahwa sumur bor tidak memberikan manfaat bagi warga, Andi Suhri membantah tuduhan tersebut dengan data. Ia menjelaskan bahwa dari sekitar 1.500 warga desanya, 80% sudah menikmati air bersih langsung di rumah mereka, sementara sisanya bisa mengambil air dari titik-titik sumur bor yang tersedia.

“Mereka yang mendapatkan air langsung ke rumah adalah warga yang membeli pipa secara mandiri untuk menyambungkan air dari sumur ke rumahnya. Karena memang, anggaran yang tersedia tidak mencakup pengadaan pipa hingga ke rumah warga,” ujarnya.

Bahkan, lanjutnya, karena warga merasakan manfaat dari sumur bor tersebut, beberapa jalur perpipaan dengan jarak cukup jauh berhasil diwujudkan melalui swadaya masyarakat.

“Ada jalur perpipaan yang mencapai 1 kilometer. Itu semua adalah hasil dari warga yang mengumpulkan dana secara bersama-sama untuk membeli pipa. Jadi, warga yang ingin menyambungkan air ke rumahnya bisa menyambung dari pipa induk yang sudah tersedia,” tambahnya.

Dengan klarifikasi ini, ia berharap tidak ada lagi kesalahpahaman di masyarakat terkait pemanfaatan sumur bor yang telah dibangun.

Bawaslu Selayar Palopo Pilwalkot

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!