Porostengah.com, Selayar – Tongkang LLB sukses 18 dengan ukuran panjang sekitar 70an meter dan lebar 20an meter lebih, yang kandas terdampar di Pantai sebelah barat Pulau Kayuadi tepatnya di Desa Barang, Kecamatan Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan telah merusak terumbu karang seluas 3.500 Meter Persegi.
Hal ini disampaikan seorang warga di Pulau Kayuadi, kepada Pewarta, usai melakukan penyelaman saat melakukan pemantauan dilokasi kandasnya tongkang LLB Sukses 18, bersama dengan pemerintah desa setempat, pada Minggu (8/1/2023).
Bahkan jika tongkang tersebut tidak segera di evakuasi, maka dampak kerusakan lingkungan atau terumbu karang rusak yang ditimbulkan akan semakin meluas menjadi 4.900 meter persegi. Hal ini disebabkan karena posisi kapal yang terus bergeser oleh hantaman ombak di lokasi kadas tongkang tersebut.
Menanggapi hal itu, Syamsul Bahri Daeng Cambang, seorang Peneliti dan Penggiat Konservasi Laut mengatakan bahwa memang harus dipastikan berapa meter kerusakan terumbu karang tersebut yang diakibatkan oleh tongkang kandas terdampar tersebut. Termasuk potensi luasan kerusakan terumbu karang yang rusak jika tongkang tidak segera di evakuasi.
“Yang harus bertanggung jawab atas dampak kerusakan lingkungan dan kerusakan terumbu karang, pastilah pihak pemilik perusahaan tongkang”, kata Daeng Cambang.
Bahkan, menurut Daeng Cambang, yang saat ini fokus melakukan transplantasi karang di Desa Kapitu, kecamatan Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, menjelaskan seharusnya pihak perusahaan pemilik tongkang melakukan transplantasi dan restorasi / perbaikan secara berkala, dengan cara memberikan dana kompensasi kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar.
“Dana kompensasi ini kemudian nantinya akan diserahkan ke Pihak LSM atau Perkumpulan Organisasi yang fokus terhadap kegiatan konservasi laut, untuk melakukan perbaikan susuai dengan data terumbu karang yang rusak tersebut”, jelas Syamsul Daeng Cambang.
Dan perawatannya itu harus secara berkala, termasuk kontrol pertumbahan terumbu karang setiap bulan harus di monitoring. Soalnya ini merusak ekosistem alam”, tambah Daeng Cambang lagi.
Hal senada juga disampaikan oleh Patta Saleh, Divemaster Instructor Scuba Schools International (SSI). Patta Saleh mengatakan pihak perusahaan pemilik tongkang harus bertanggung jawab merehabilitasi kembali terumbu karang yang rusak.
“Jangan sampai seperti yang terjadi di Pantai Pabaddilang. KLM Lestari Maju meninggalkan lokasi kandasnya begitu saja, yang akhirnya kerusakan terumbu karang yang ditimbulkan direhabilitasi oleh Pemdes Bungaiya”, kata Patta Saleh.
Walaupun kita tahu ini musibah, namun kata Patta Saleh, seharusnya perusahaan bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan yang rusak akibat karamnya kapal tongkang tersebut.
Sudah banyak kejadian serupa, di Raja Ampat, Komodo, dan daerah lain di Indonesia. Semuanya juga melakukan hal serupa, pungkas Patta Saleh, SSI Divemaster Instructor ini.
Diberitakan sebelumnya, Tongkang bernama LLB SUKSES 18 ini ditemukan terdampar di Pantai sebelah barat Pulau Kayuadi, Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (6/2/2023) sekitar pukul 08.30 Wita.
Kapolsek Takabonerate, Ipda. Hasan S.Sos.,yang dikonfirmasi Pewarta, juga membenarkan bahwa sampai saat ini belum diketahui siapa pemilik resni tongkang LLB Sukses 18 yang terdampar dipantai barat Pulau Kayuadi tersebut.
Kami juga belum menerima laporan resmi mengenai siapa pemilik tongkang dan kronologis hingga tongkang tersebut terdampar. Kita berharap agar pemiliknya datang dan segera menyelamatkan tongkang serta muatannya, jelas Ipda. Hasan. S. Sos.
Tongkang LLB Sukses 18 yang ditemukan terdampar tak berawak di pantai Desa Batang, Pulau Kayuadi tersebut berwarna biru dengan memuat batu kapur. (Tim).