PMB UM Bulukumba BRI KCP RATULANGI
BRI KCP RATULANGI
News  

MDA dan Pokja Lanjutkan Forum Desa di Enam Wilayah Lingkar Tambang

LUWU | POROSTENGAH.COM –  PT Masmindo Dwi Area (MDA) bersama Kelompok Kerja Percepatan Investasi Kabupaten Luwu (Pokja) kembali melanjutkan Forum Desa (FORDES) di enam desa lingkar tambang dan jalur akses proyek Awak Mas, masing-masing di Bonelemo, Tettekang, Marinding, Ulusalu, Rumaju, dan Tolajuk.

Kegiatan yang berlangsung pada awal November ini menjadi bagian dari agenda komunikasi rutin antara perusahaan, pemerintah daerah, dan masyarakat. Forum tersebut dirancang untuk memastikan setiap proses pembangunan berjalan terbuka, terdokumentasi, dan sesuai kebutuhan warga.

BRI KCP Ratulangi PT. MASMINDO DWI AREA BROSUR PMB UM BULUKUMBA 2025 KPU PALOPO iklan berbayar Dirgahayu 27 Tahun Masmindo Dwi Area Pengumuman Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Palopo Tahun 2024 Pasca Putusan MK

Sekretaris Pokja, Zulkarnaim, menegaskan bahwa FORDES bukan sekadar wadah diskusi, melainkan mekanisme resmi penyampaian aspirasi masyarakat yang terhubung langsung dengan pemerintah dan perusahaan.

“Pokja hadir untuk menjembatani kepentingan warga, pemerintah, dan MDA. Prinsipnya sederhana: aspirasi harus didengar, diproses, dan ditindaklanjuti. FORDES menjadi ruang dialog resmi yang mendorong keterbukaan,” ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, masyarakat menyampaikan sejumlah aspirasi terkait infrastruktur jalan, keselamatan lalu lintas, penanganan debu, serta peningkatan informasi ketenagakerjaan.

Selain itu, warga berharap pelatihan keterampilan bagi pemuda dapat diprioritaskan menjelang fase pembangunan aktif.

Beberapa desa juga menyoroti potensi ekonomi lokal. Di Bonelemo, warga mendorong penguatan budidaya nilam dan usaha kerajinan tangan lito. Di Tolajuk, muncul usulan kerja sama koperasi Merah Putih dan kelompok tani, serta peningkatan kapasitas pengelolaan usaha. Sedangkan di Ulusalu, masyarakat mengajukan reboisasi bekas longsor serta bantuan bibit ikan dan tanaman buah.

Perwakilan Pokja, Dr. Maman, menyebut pelibatan masyarakat melalui FORDES sebagai langkah memperkuat kontrol sosial yang sehat.

“Kami memastikan setiap catatan dan usulan warga diteruskan untuk proses tindak lanjut. Komunikasi seperti ini penting agar pembangunan berjalan cepat sekaligus tepat sasaran,” jelasnya.

Untuk memperkuat keterbukaan informasi, MDA juga memasang materi dan flyer mekanisme pengaduan (grievance mechanism) di kantor desa dan rumah ibadah. Masyarakat dapat menyampaikan keluhan atau pertanyaan secara langsung dan terdokumentasi.

Kepala Teknik Tambang (KTT) MDA, Mustafa Ibrahim, menegaskan komitmen perusahaan menjaga kedekatan dengan warga.

“Setiap desa punya kebutuhan dan potensi berbeda. Kami ingin mendengar langsung dari masyarakat agar kolaborasi yang dirancang benar-benar tepat dan bermanfaat,” ujarnya.

Ia menambahkan, masukan dari enam desa akan dirumuskan bersama Pokja untuk penyusunan program lanjutan.

“Harapan kami, forum ini tidak berhenti pada pendataan aspirasi, tetapi berkembang menjadi kerja sama konkret yang memperkuat kemandirian desa dan pertumbuhan ekonomi lokal,” tutup Mustafa.

Pelaksanaan FORDES di enam desa tersebut menandai konsistensi dialog antara masyarakat, pemerintah daerah, dan MDA. Melalui komunikasi terbuka dan tindak lanjut terukur, proyek Awak Mas diharapkan berjalan partisipatif, transparan, dan berkelanjutan bagi masyarakat lingkar tambang.

PT. MASMINDO DWI AREA
PMB UM Bulukumba
error: Content is protected !!