Porostengah.com, Belopa — Wilayah pegunungan Latimojong di Kabupaten Luwu mengalami curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir, mencapai 88mm per hari. 09/08/2024
Curah hujan ini telah menyebabkan longsor yang memutus akses jalan utama yang menghubungkan desa-desa sekitar.
Sejak bencana yang terjadi pada tanggal 3 Mei 2024, banyak infrastruktur jalan dan jembatan yang mengalami kerusakan, termasuk terputusnya Jembatan Kadundung. Pemerintah telah membangun jembatan sementara Bailey dengan kapasitas terbatas 6 ton untuk memulihkan akses transportasi. Namun, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan jembatan ini mengalami kerusakan beberapa kali. Pada 7 Agustus 2024, fondasi jembatan terkikis oleh derasnya arus sungai Kadundung.
PT Masmindo Dwi Area (MDA), bekerja sama dengan mitra kerja dan relawan, dengan tetap berkoordinasi bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Luwu, bergerak cepat untuk memperbaiki fondasi jembatan Bailey agar bisa digunakan kembali. Selain itu, MDA juga menginisiasi proyek pembangunan Jembatan RC-5 sepanjang 35 meter di Desa Kadundung dengan struktur fondasi yang disesuaikan dengan karakter sungai. Proyek ini masih menghadapi kendala dalam pengadaan lahan yang digarap oleh warga setempat.
Intensitas hujan yang tinggi juga memicu beberapa titik longsor di akses jalan utama Desa Salubulo dan Dusun Padang pada 7 Agustus. Material longsor ini menutup jalan-jalan penghubung dan mengisolasi beberapa desa, mengakibatkan terputusnya akses jalan.
Untuk mengatasi hal ini, MDA mengerahkan tiga unit alat berat guna mempercepat pemulihan akses jalan. Dalam hitungan jam, akses jalan utama di daerah Dusun Padang dan Desa Salubulo berhasil dibuka kembali, dan upaya pemulihan masih terus dilakukan hingga saat ini.
Baca Juga : Pembangunan Sarana Irigasi Sekunder di Balokboro Tidak Bermanfaat bagi Petani
Inisiatif dan dukungan ini tentunya terus diinformasikan dan dikoordinasikan MDA dengan pihak Dinas PUTR Luwu sebagai dinas teknis terkait setempat.
Mustafa Ibrahim, Kepala Teknik Tambang (KTT), menyatakan, “Upaya ini merupakan bagian dari komitmen MDA untuk mendukung pembangunan dan kesejahteraan masyarakat sekitar tambang.
“Kami memastikan keterlibatan dalam upaya normalisasi infrastruktur dan akses”
MDA akan terus melanjutkan komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak terkait setempat dan pemangku kepentingan untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi situasi kebencanaan. MDA percaya bahwa kerja sama yang baik merupakan faktor utama dalam keberhasilan penanggulangan dampak bencana yang terjadi.***