Porostengah.com, Selayar Perairan laut Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, kembali menjadi bahan perbincangan. Hal ini terkait dengan laporan mengenai maraknya praktik penangkapan ikan hidup menggunakan bius di kawasan tersebut.
“Saya juga membaca di media sosial, khususnya di Facebook, ada yang memposting bahwa aktivitas bius ikan hidup kembali marak di Takabonerate. Ini tentu menjadi preseden buruk bagi kawasan itu,” ujar Andi Nur Hamzah, pemerhati pembangunan di Kepulauan Selayar, saat ditemui di pelataran Klasik Coffe Benteng, Sabtu (4/1/2025).
Menurut Andi Hamzah, bisnis ikan hidup memang sangat menggiurkan, terutama menjelang Tahun Baru Imlek ketika harga ekonomisnya meningkat. “Jika memang benar informasi tersebut, menghentikan praktik ini seharusnya tidak sulit. Rumusnya ada di saya,” ucap Andi sambil bercanda kepada awak media.
Ia menjelaskan bahwa peningkatan harga ikan sunu dan kerapu hidup menjelang Tahun Baru Imlek menjadi pemicu utama. Nelayan dan pengusaha tergiur untuk menangkap ikan dalam jumlah besar, bahkan dengan cara terlarang menggunakan potasium sianida sebagai bahan pembius.
“Data pembeli ikan hidup sudah jelas, begitu pula dengan nelayan yang menjual serta lokasi pembelian. Dengan semua informasi ini, tidak ada alasan untuk membiarkan praktik terlarang ini terus berlangsung,” tegas Andi Hamzah
Pemerhati lingkungan dan pihak berwenang diharapkan segera mengambil langkah tegas untuk menghentikan praktik yang merusak ekosistem laut tersebut demi keberlanjutan kawasan Takabonerate.