Porostengah.com, Selayar – Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar menggelar acara zikir dan doa bersama pada malam 31 Desember 2024 di Masjid Rahmatan Lil Alamin untuk menyambut pergantian tahun. Acara ini diikuti oleh Forkopimda dan Sejumlah Organisasi beserta Masyarakat yang antusias, dengan rangkaian kegiatan berupa doa, salawatan, serta tausiah dari penceramah. Namun, di tengah kekhusyukan ibadah, kegiatan ini mendapat kritik dari salah satu peserta, Abdul Hakim Arda.
Melalui pesan di grup WhatsApp, Abdul Hakim menyampaikan keprihatinannya terhadap suasana di sekitar masjid. Ia menilai bahwa meskipun di dalam masjid para jamaah sedang bermunajat dengan khusyuk, suasana di luar masjid justru dipenuhi keramaian seperti suara petasan dan aktivitas di tenda-tenda penjual. Bahkan, menurutnya, suara keramaian tersebut lebih jelas terdengar dibandingkan tausiah yang berlangsung di dalam masjid.
Selain itu, Abdul Hakim mengkritisi kualitas audio yang dinilai kurang baik, sehingga banyak materi tausiah yang sulit dipahami. Ia juga menyoroti keberadaan beberapa petugas, termasuk camat, yang lebih banyak berada di luar masjid daripada mendampingi jamaah di dalam, sehingga menciptakan distraksi bagi kelancaran acara.
Pendapat serupa disampaikan oleh Hardi Nur, seorang peserta dari Organisasi Pemuda Muhammadiyah. Ia menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan zikir dan doa bersama yang dinilai positif untuk introspeksi diri, memperbanyak istighfar, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. “Dengan zikir, hati menjadi tenang, dan kita bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat,” ujar Hardi.
Kritik yang muncul diharapkan menjadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan acara serupa di masa depan. Panitia diharapkan dapat lebih fokus menjaga suasana agar kegiatan keagamaan berjalan khusyuk tanpa gangguan dari luar, sehingga menjadi momen yang bermakna bagi seluruh jamaah.
