KOLAKA, POROSTENGAH – Upaya menghadirkan listrik hingga pelosok tanah air kembali dibuktikan PT PLN Indonesia Power melalui pengoperasian BMPP (Barge Mounted Power Plant) Nusantara II Kolaka, pembangkit terapung pertama buatan anak bangsa yang resmi beroperasi di Desa Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. 9/07/2025
Pembangkit ini dikelola oleh PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Tello dan menjadi bagian penting dari sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).

Dengan kapasitas daya mampu 59,919 megawatt (MW), BMPP Nusantara II Kolaka berperan memperkuat pasokan listrik di wilayah-wilayah yang selama ini mengalami keterbatasan infrastruktur. Pembangkit ini juga disiapkan untuk memenuhi kebutuhan listrik sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN), khususnya di sektor industri smelter.
Beroperasinya pembangkit terapung ini menandai langkah nyata pemerataan akses energi nasional. Warga Desa Wolo kini menikmati pasokan listrik yang lebih stabil dan andal. Selain kebutuhan rumah tangga, pasokan ini mendukung aktivitas pelaku usaha lokal, pelabuhan, serta sektor jasa dan industri yang tumbuh di kawasan tersebut.
Hariady Bayu Aji, Manager PLN IP UBP Tello mengatakan, kehadiran BMPP Nusantara II adalah bukti keterlibatan negara dalam membangun kedaulatan energi.
“Seluruh proses operasional pembangkit dijalankan dengan standar keandalan dan efisiensi tinggi untuk menjaga keandalan sistem kelistrikan Sulbagsel,” tegasnya.
Menurutnya, pembangkit ini tak hanya menghadirkan listrik, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi rakyat. PLN Indonesia Power mendorong hadirnya investasi, pembukaan lapangan kerja baru, dan percepatan pembangunan di wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau.
“Kami percaya, listrik yang andal adalah fondasi pembangunan yang merata. BMPP ini membawa harapan dan perubahan nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Kehadiran BMPP Nusantara II Kolaka memperkuat posisi PLN Indonesia Power sebagai penyokong utama pertumbuhan kawasan timur Indonesia. Dengan desain terapung yang fleksibel dan adaptif terhadap kondisi geografis, keadilan energi kini bukan lagi sekadar janji — tapi sedang diwujudkan, satu daerah demi satu daerah.