Selayar – Pembangunan infrastruktur jalan hotmix di Labuang Pamajang dan Teluk Kampe, Kecamatan Pasimasunggu, Kabupaten Kepulauan Selayar, dengan anggaran lebih dari Rp16 miliar menuai kritik dari masyarakat dan pihak pemerhati infrastruktur. Proyek yang diharapkan menjadi solusi bagi aksesibilitas dan mobilitas warga di wilayah tersebut justru dinilai tidak sesuai dengan Lapisan Pondasi Agregat B (LPB) yang telah direncanakan.
Sejumlah tokoh masyarakat menyebut kualitas jalan yang dikerjakan tidak sepadan dengan anggaran besar yang dikucurkan. Banyak yang mempertanyakan keseriusan pihak-pihak terkait, terutama pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Selayar yang melakukan pendampingan dalam proses pembangunan.
Di ketahui dimana pondasi bawah jalan (LPB) menggunakan batu kapur, bukan batu ukuran 3-5 seperti yang semestinya, yang lebih kuat dan tahan lama. “Penggunaan batu kapur ini sangat meresahkan. Jika kualitas pondasi tidak sesuai standar, jalan akan cepat rusak dan memerlukan biaya perbaikan yang tinggi.
Pendampingan dari Kejari yang diharapkan dapat memastikan transparansi dan akuntabilitas proyek ini dipandang kurang serius oleh berbagai pihak. Hal ini menyebabkan munculnya dugaan adanya kelalaian pengawasan dan kontrol kualitas dari Kejari Selayar. Masyarakat meminta pihak-pihak terkait segera melakukan evaluasi menyeluruh atas kualitas proyek agar anggaran besar yang telah dikeluarkan tidak terbuang percuma.
“Kami berharap pemerintah dan Kejari lebih memperhatikan kondisi lapangan dan menindaklanjuti dengan serius agar proyek ini benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat. Jangan sampai anggaran besar hanya menghasilkan infrastruktur yang cepat rusak dan tidak bisa digunakan dalam jangka panjang,” ujar seorang warga yang tidak ingin identitasnya di sebut
Pemerintah daerah dan Kejari Selayar diharapkan dapat memberikan klarifikasi terkait tuduhan ini agar kepercayaan masyarakat terhadap transparansi dan akuntabilitas pembangunan tetap terjaga.