PMB UM Bulukumba BRI KCP RATULANGI
BRI KCP RATULANGI

Stasiun Tsunami Hancur Dihantam Tongkang: Lalai Siapa?

SELAYAR | POROSTENGAH.COM – Sebuah tongkang bermuatan pasir menghantam dan menghancurkan Stasiun Pasang Surut Air Laut Pendeteksi Dini Tsunami di Pelabuhan Rauf Rahman Benteng, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, Selasa pagi (21/10) sekitar pukul 08.00 WITA.

‎Kini, sorotan tajam mengarah ke perusahaan pengelola tongkang yang diduga kuat lalai menjalankan standar keselamatan pelayaran.

BRI KCP Ratulangi PT. MASMINDO DWI AREA BROSUR PMB UM BULUKUMBA 2025 KPU PALOPO iklan berbayar Dirgahayu 27 Tahun Masmindo Dwi Area Pengumuman Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Palopo Tahun 2024 Pasca Putusan MK

‎Dari hasil penelusuran di lapangan, tongkang tersebut diketahui bersandar tanpa panduan resmi dan tanpa koordinasi matang dengan otoritas pelabuhan. Akibatnya, kapal kehilangan kendali dan menabrak fasilitas vital yang menjadi bagian dari sistem peringatan dini tsunami nasional.

‎Stasiun yang rusak total itu kini tidak lagi berfungsi, dan kondisi ini dikhawatirkan mengganggu jaringan pemantauan tsunami di wilayah timur Indonesia.

‎Tim Penyidik UPP Kelas III Selayar menegaskan bahwa fokus penyelidikan saat ini adalah kelalaian pihak perusahaan tongkang.

‎ “Kami menelusuri tanggung jawab perusahaan, mulai dari pengawasan, kru kapal, hingga kepatuhan terhadap prosedur keselamatan pelayaran,” ujar Basri, penyidik UPP Kelas III Selayar

‎Saksi di sekitar pelabuhan menyebut tongkang sempat oleng akibat arus kuat sebelum menghantam bangunan stasiun. Namun, penyidik menilai alasan itu tak bisa menghapus tanggung jawab perusahaan sebagai pengendali utama operasi kapal.

‎Stasiun pasang surut air laut berfungsi sebagai alat pendeteksi dini tsunami dengan cara memantau dan mengukur perubahan ketinggian permukaan air laut secara otomatis. Data yang dihasilkan dikirimkan ke sistem peringatan dini tsunami untuk memvalidasi apakah gelombang tsunami benar-benar terbentuk, sehingga memungkinkan penyebaran informasi peringatan yang lebih cepat kepada masyarakat. Alat ini penting sebagai garda terdepan mitigasi bencana di wilayah pesisir. 

‎Hingga kini, pihak perusahaan tongkang belum angkat bicara. Sementara otoritas pelabuhan bersama instansi teknis tengah menilai tingkat kerusakan dan menyiapkan langkah pemulihan darurat.

‎Insiden ini menjadi tamparan keras bagi dunia pelayaran di Selayar. Lemahnya pengawasan dan minimnya tanggung jawab operator kapal kembali menelan korban: bukan manusia, tapi fasilitas vital negara yang seharusnya dijaga bersama

PT. MASMINDO DWI AREA
PMB UM Bulukumba
error: Content is protected !!