SELAYAR | POROSTENGAH.COM – Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) terus mendorong perjuangan hak-hak nelayan tradisional, termasuk di wilayah Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Organisasi yang berfokus pada kesejahteraan nelayan ini menilai, nelayan tradisional masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan akses permodalan, pengelolaan sumber daya, hingga perlindungan terhadap ruang tangkap.
Aktivis nelayan, Suharjo Muna, mengungkapkan pihaknya tengah mempersiapkan pembentukan KNTI di Kepulauan Selayar. Menurutnya, keberadaan organisasi ini sangat penting untuk memperkuat posisi nelayan tradisional agar memiliki wadah dalam memperjuangkan aspirasi mereka. 17/09/2025
“Nelayan tradisional adalah garda terdepan penjaga laut kita. Mereka harus mendapatkan perhatian serius, baik dari sisi regulasi maupun perlindungan atas wilayah tangkapnya. KNTI akan hadir untuk memastikan suara nelayan benar-benar didengar,” ujar Suharjo Muna.
Diketahui, pembentukan KNTI di Selayar saat ini tengah dikoordinasikan dengan Koordinator KNTI Wilayah Timur. Pembahasan dilakukan untuk merumuskan langkah teknis, yang sejauh ini mendapat respon positif.
Suharjo menambahkan, pembentukan KNTI di Selayar diharapkan menjadi momentum konsolidasi nelayan, sekaligus membuka ruang dialog antara masyarakat pesisir dengan pemerintah daerah. Ia juga menekankan pentingnya sistem jual beli hasil tangkapan yang lebih berpihak kepada nelayan, sehingga transaksi bisa dilakukan langsung di laut, bukan hanya melalui pihak-pihak tertentu.
“Nelayan di Selayar itu mayoritas nelayan tradisional masih menggunakan alat tangkap sederhana, hasil tangkapan mereka pun dijual langsung di pantai atau di dermaga, bukan di hotel,” tutupnya.
Dengan adanya KNTI, nelayan tradisional di Selayar diharapkan semakin kuat dalam memperjuangkan hak-haknya, serta memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai program pemberdayaan dari pemerintah. (Tim)