TANA TORAJA | POROSTENGAH.COM – Penghancuran Tongkonan Ka’pun yang berusia lebih dari tiga abad dalam proses eksekusi lahan pada awal Desember 2025 memicu kemarahan besar warga Toraja. Rumah adat yang selama ratusan tahun menjadi simbol kekerabatan dan identitas budaya itu kini tinggal puing, setelah aparat meratakan bangunan saat eksekusi yang disebut-sebut melenceng dari objek sengketa.
Video robohnya tongkonan langsung menyebar di media sosial. Warga, tokoh adat, hingga pemerhati budaya mengecam keras tindakan itu. Banyak yang menyebut peristiwa ini sebagai “perampasan tanah adat”, bahkan ada yang menuding kuat adanya “mafia peradilan” di balik eksekusi yang dinilai janggal.
Sengketa Tanete, Tapi Tongkonan Ka’pun yang Roboh
Informasi yang dihimpun menyebut sengketa lahan sebenarnya berada di Tongkonan Tanete, tongkonan tetangga. Namun saat hari eksekusi, alat berat justru merangsek ke Tongkonan Ka’pun, salah satu tongkonan tertua yang selama ini menjadi penanda sejarah keluarga besar setempat. Warga di lokasi mengatakan eksekusi tersebut keliru sasaran dan mengabaikan komunikasi dengan pihak adat.
Aparat Tembakkan Gas Air Mata, Belasan Warga Luka
Situasi di lokasi sempat memanas. Warga berusaha mempertahankan tongkonan, namun aparat mengeluarkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa. Belasan warga dilaporkan luka-luka, termasuk perempuan dan lansia yang terkena imbas benturan serta tembakan karet.
“Bukan hanya tongkonan yang hancur, tapi martabat kami juga ikut diinjak,” kata salah satu keluarga yang menolak lahan adat mereka dieksekusi.
Viral dan Dikecam Publik: ‘Budaya Dirayakan, Tapi Di Rumahnya Dihancurkan’
Peristiwa ini menjadi viral dan memicu reaksi keras. Banyak warganet membandingkan ironi yang terjadi: di saat budaya Toraja dipromosikan lewat kostum nasional Miss Cosmo 2025, salah satu tongkonan bersejarah justru dihancurkan di kampung halamannya sendiri.
“Di panggung dunia budaya kami dipamerkan, di kampung sendiri justru diratakan,” tulis seorang warganet.
Simbol 300 Tahun Ambruk, Tinggal Kenangan, Bagi masyarakat Toraja, tongkonan bukan sekadar rumah. Ia adalah asal-usul, garis darah, roh keluarga. Runtuhnya Tongkonan Ka’pun meninggalkan rasa kehilangan mendalam bagi keluarga pemangku tongkonan dan masyarakat adat.
“Ini bukan bangunan sembarang. Ini jiwa kami,” ujar seorang tetua adat.
Sejumlah pihak meminta investigasi total, termasuk menelusuri proses hukum, batas lahan, hingga pihak yang dianggap memaksa eksekusi berjalan tanpa menghitung nilai budaya yang dirusak.
Masyarakat adat berencana melakukan ritual penghormatan terakhir bagi Tongkonan Ka’pun, sebelum memutuskan kemungkinan rekonstruksi atau langkah adat lain sebagai bentuk pemulihan.
Sumber :
“Tiga Abad Tumbang di Depan Mata” — Sapos.
“Negara Gagal Lindungi Warisan Leluhur Toraja” — Siaran-Berita.com.
“PN Makale Hendak Eksekusi Tongkonan Berusia 300 Tahun …” — Harian Fajar (Agustus 2025)
“Satu demi Satu Tongkonan di Tana Toraja Dirobohkan dengan Ekskavator, Termasuk yang Berusia 300 Tahun” — Harian Fajar (Desember 2025)
“Eksekusi Tongkonan Ka’pun di Tana Toraja Ricuh, 2 Orang Diamankan” — detikSulsel.
“Tongkonan Ka’pun Berusia 300 Tahun Dirobohkan dengan Ekskavator, Warganet Mengecam” — Detik (detikTravel)
“Eksekusi Lahan di Tana Toraja: Tongkonan Ka’pun Runtuh, Belasan Luka” — Fajar.co.id / Fajar Sulsel.
“Salah Sasaran Hukum: Eksekusi Tongkonan Ka’pun Dinilai Langgar Putusan Pengadilan” — Harian Fajar (Desember 2025)
“Eksekusi Tongkonan Ka’pun Kurra Mencekam, Ratusan Pihak Kelurga Tidak Mundur dan Lakukan Perlawanan” — Torajatimes.com.
“Tolak Eksekusi Rumah Adat Toraja, Mahasiswa Desak APH Usut Keterlibatan Mafia Tanah” — Pedoman.media.



















