Partisipasi masyarakat Kedai Kopi Mekar
Opini  

Brigjen Nur Salam : Jangan remehkan Petani

Porostengah.com-Selayar, Kesibukan rutin Brigjen TNI Nur Salam sebagai abdi negara yakni TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang berperang penting dalam pertahanan dan keamanan negara serta menjaga kedaulatan NKRI.

Disela tugasnya sebagai Waaskomlek Panglima TNI, Nur Salam memanfaatkan waktu luangnya untuk mengurus kebunnya yang berada di daerah Tangerang Banten. Mengenakan sepatu boot, pakai topi, dan menggunakan Parang khas Selayar dan menyusuri pohon pisang satu persatu sambil membersihkan daunnya yang sudah kering, menyabit rumput dan memanen buah pisang. Tak ada beda dengan apa yang dilakukan oleh seorang petani.

Bawaslu Selayar

Kegiatan berkebun yang digelutinya selama kurang lebih 2 tahun, ditemani istri yang setia mendapinginya. Dibantu oleh anggota kelompok tani binaannya di Serang Banten menggarap kebun pisangnnya. Saat ini memiliki 15 orang petani sebagai karyawan dan beberapa orang berstatus karyawan tidak tetap.

Dalam kegiatan usaha tersebut tidak tanggung-tanggung untuk mencapai target permintaan pasar yang setiap hari meningkat. Untuk mencapaian target tersebut, dia menyiapkan lahan tanam sekitar 57 hektar. Untuk sementara hanya 5 hektar yang sudah siap panen dan sisanya masih dalam tahap pengolahan.

“saat ini kami kerjakan baru sekitar 5 Ha dan masih ada lahan yang belum diolah sekitar 50-an hektar. Mengenai lahan, saya diberi kuasa penuh oleh teman untuk mengelolanya dengan seluas 57 Ha” ungkap Nur Salam saat

Wawancara melalui via WhatsApp. Selasa, (23/11/2021)."jangan remehkan Petani"Dikesempatan itu, dia mengatakan bahwa ada dua jenis pisang yang sementara dibudidayakan yakni pisang Cavendish dan pisang Mas Kirana. Untuk sementara hasil produksi dari kedua jenis pisang tersebut hanya untuk memenuhi kuota permintaan di Jakarta. Walaupun jumlah produksi belum cukup untuk memenuhi permintaan per harinya sebanyak 40 Ton pisang per hari.

Total produksi saat ini, sekitar 15 ton sampai 20 ton. Semua hasil produksi buah pisang dikemas rapi didalam dus, dalam 1 dus beratnya 13 Kg dengan harga perkilonya antara Rp. 5.000 sampai Rp. 8.000 sesuai gridnya.

Menurutnya, sebelum meningkatkan hasil produksi perkebunan dan pertanian, menentukan tempat atau sasaran pemasaran hasil produksi lebih dulu. Peran penyuluh pertanian juga sangat penting dalam memberikan penyuluhan mengenai jarak taman, pemupukan yang sesuai PH tanah, dan  perlakuan tanaman sesudah panen.

” Hal yang mendorong saya dalam kegiatan berkebun ini, sebagai  persiapan untuk pensiun nantinya. Selain itu saya ingin membuktikan kepada generasi muda, agar selalu bekerja keras mengasah kemampuan yang kita miliki, walaupun itu hanya bertani. Kita jangan memandang remeh petani karena tanpa petani kita tidak bisa makan” tuturnya.

Selanjutnya dia mengatakan bahwa sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan dari buah pisang, menjadikan produk olahan makanan ringan dan bahkan batangnya dapat di ekspor ke Amerika.

Mengenai potensi alam di Kabupaten Kepulauan Selayar cukup banyak, untuk pertanian, perkebunan dan perikanan. Tinggal kreatifitas masyarakat kita harus didorong untuk menumbuhkan minat dan gairah berusaha di bidangnya masing-masing.

Namun, hal tersebut butuh dukungan dari Pemerintah Daerah, memfasilitasi untuk mendapatkan tempat pemasaran dari hasil produksinya di pasar lokal dan internasional. Tentunya dengan pemanfaatan teknologi IT sebagai pendukung. Tutupnya

(Andi Rusman/Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!