Porostengah.com, Morowali Utara – Momentum politik kerap dibumbui dengan informasi hoax di media sosial, baik itu berbau fitnah maupun ujaran kebencian serta pencemaran nama baik.
Namun, ada satu jenis hoax yang unik tengah menjalar di media sosial jelang Pilkada 2024 khusunya di wilayah Morowali Utara, yakni hoax berbau mitos.
Pada dasarnya hoax merupakan informasi yang tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar terjadi untuk memanipulasi kenyataan.
Akhir-akhir ini, khusus pengguna media sosial di Morowali Utara, sering dijumpai prediksi-prediksi Pilkada menyesatkan yang tidak berbasis data dan ilmu pengetahuan.
Mirisnya prediksi yang dibuat dibumbui secara mistis dan dikaitkan pada sebuah ikon mitologi yang tidak berkaitan dengan Pilkada.
Perilaku demikian tentu sangat berdampak buruk bagi pengguna media sosial, apalagi yang awam tidak mampu memfilter jenis-jenis informasi. Apakah itu benar atau hanya hoax belaka?.
Selain itu, dalam konteks demokrasi hoax tidak memberikan dampak terhadap kualitas berdemokrasi. Sejatinya, demokrasi memiliki tujuan mulia yakni mendorong pendidikan publik dan diskusi gagasan secara terbuka.
Sistem demokrasi sering kali mengutamakan pendidikan dan diskusi terbuka tentang isu-isu publik, yang membantu masyarakat memahami berbagai perspektif dan memperdalam pengetahuan masyarakat.
Sehingga yang dimaksud demokrasi sehat ialah sistem yang mampu mengaktifkan ketajaman analisis dan kedalaman pengetahuan terhadap suatu kebijakan.
Jika demokrasi terus menerus dihiasi dengan prediksi yang disandarkan pada mitos, niscaya dapat menumpulkan analisis warga. Sehingga substansi demokrasi tidak berjalan secara efektif dalam mencerdaskan kehidupan publik.
