Opini  

‎Opini: Daerah Lain Menuju Smart City, Selayar Masih Bergelut dengan Pemadaman Listrik dan Ketertinggalan Digital

SELAYAR, POROSTENGAH.COM -‎ Ketika banyak daerah di Indonesia tengah berlomba menuju era Smart City kota cerdas yang mengintegrasikan teknologi dalam pelayanan publik Kabupaten Kepulauan Selayar justru masih bergelut dengan persoalan paling dasar: pemadaman listrik yang terus terjadi, bahkan hingga mengganggu aktivitas ekonomi warga.

‎Di berbagai kota, konsep Smart City telah diwujudkan dalam bentuk layanan digital terintegrasi, penggunaan CCTV berbasis AI, sistem administrasi daring, hingga pemantauan data secara real-time. Tapi di Selayar, harapan untuk mengakses layanan digital saja masih terhambat oleh krisis listrik yang berkepanjangan.

BROSUR PMB UM BULUKUMBA 2025 KPU PALOPO iklan berbayar Dirgahayu 27 Tahun Masmindo Dwi Area Pengumuman Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Palopo Tahun 2024 Pasca Putusan MK

‎Hampir setiap hari warga mengeluhkan padamnya listrik secara mendadak. Para pelaku usaha mikro seperti penjahit, pengrajin makanan, hingga pengusaha laundry, mengalami kerugian karena operasional mereka bergantung pada listrik. Belum lagi para pelajar dan mahasiswa yang kesulitan mengikuti pembelajaran daring atau mengerjakan tugas saat malam tiba dalam kondisi gelap gulita.

‎Ini menjadi ironi besar. Bagaimana mungkin bicara tentang Smart City jika listrik saja belum stabil? Bagaimana mungkin membayangkan pelayanan publik digital jika jaringan internet masih terbatas dan masyarakat tidak mendapat dukungan infrastruktur teknologi?

‎Ketertinggalan digital Selayar bukan hanya masalah geografis, tetapi juga persoalan kebijakan dan prioritas pembangunan. Pemerintah daerah perlu mengubah arah bukan lagi sibuk membangun pencitraan atau seremoni, tapi fokus pada kebutuhan riil warga: listrik yang stabil, internet yang cepat dan merata, serta pendidikan digital bagi generasi muda.

‎Smart City bukan hanya soal teknologi canggih, tapi soal komitmen melayani rakyat dengan efisien dan adil. Selayar tidak bisa terus tertinggal karena abai terhadap fondasi dasarnya: listrik, internet, dan kesiapan sumber daya manusianya.

‎Kini saatnya bertanya: Apakah Selayar siap menyongsong masa depan, atau justru terus bertahan dalam kegelapan secara harfiah dan digital? (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!