LUWU UTARA| POROSTENGAH.COM –Jumat pagi di Desa Sabbang terasa berbeda. Di depan rumah semi permanen milik keluarga Niki Pratama, tampak beberapa petugas kesehatan dan aparat kecamatan bersiap.
Dari dalam rumah sederhana itu, seorang anak laki-laki duduk lemah di kursi kayu. Tubuhnya kurus, perutnya membesar, dan wajahnya tampak pucat menahan sakit.
Niki Pratama (8), warga Kecamatan Sabbang, sudah berminggu-minggu berjuang melawan penyakit yang belum diketahui pasti diagnosanya. Ia mengeluhkan perut yang terus membesar, kesulitan buang air, sesak napas, hingga mual berkepanjangan. Kondisi itu membuatnya kehilangan nafsu makan dan tenaga.
Melihat kondisinya semakin mengkhawatirkan, keluarga akhirnya meminta bantuan ke Puskesmas Sabbang. Tanpa menunggu lama, Kepala Puskesmas Sabbang, Muatisa Bibbi, SKM, berkoordinasi dengan Camat Sabbang, Mardani, SH, dan tim dari Dinas Kesehatan Luwu Utara. Mereka langsung turun menjemput Niki untuk dirujuk ke RSUD Andi Jemma Masamba.
“Pasien ini sebelumnya sudah pernah kami rujuk ke RS Andi Jemma, namun kondisinya kembali kambuh. Karena itu, kami berkoordinasi dengan pihak kecamatan agar segera dibawa kembali untuk mendapatkan perawatan lebih intensif,” ujar Muatisa di sela proses evakuasi.
Dengan penuh kehati-hatian, petugas mengangkat tubuh lemah Niki ke dalam ambulans. Sesekali ia tersenyum kecil melihat banyak orang peduli padanya. Di matanya, ada rasa haru dan secercah harapan baru.
Langkah cepat yang diambil pemerintah kecamatan bersama tenaga kesehatan ini menjadi bukti nyata bahwa kepedulian sosial masih hidup di tengah masyarakat kecil..
Bagi warga sekitar, aksi tersebut menjadi pengingat bahwa pemerintah hadir bukan hanya untuk urusan administrasi, tapi juga dalam momen kemanusiaan.
“Ini adalah bentuk gotong royong dan tanggung jawab moral. Kami semua berharap Niki bisa segera pulih dan kembali bermain seperti anak-anak lainnya,” ungkap Camat Sabbang, Mardani, SH, yang turut mengawal penjemputan.
Kini, Niki tengah menjalani perawatan di RSUD Andi Jemma Masamba. Harapan besar menggantung pada upaya tim medis yang terus berjuang memulihkan kondisinya.
Di sisi lain, gerak cepat pemerintah kecamatan dan tenaga kesehatan menjadi cahaya kecil yang menghangatkan hati, menegaskan bahwa kepedulian tidak harus menunggu momentum besar untuk diwujudkan.
