Krisis Takabonerate: Destructive Fishing Marak, Aparat dan Kebijakan Dikritik Gagal

Porostengah.com, Selayar, – Seperti diberitakan sebelumnya oleh sejumlah media online di Kepulauan Selayar kalau kegiatan destructif penangkapan ikan di Kawasan Nasional Takabonerate kembali mendapat protes oleh sejumlah nelayan Pulau Jinato.

Bukan hanya pemberitaan media online namun juga diposting oleh akun media sosial Facebook oleh akun yang disebut dioperasikan oleh warga pulau Jinato.

Isi beritanya mengangkat adanya nelayan yang melapor ke pemerintah desanya kalau banyak pembius di Takabonerate yang menyebabkan kurangnya penghasilan nelayan tersebut. Selain itu ada juga postingan di media sosial kalau aktivitas bom dan bius masih marak di kawasan tersebut.

Dilain sumber juga menyebut, jika selain kedua aktivitas Destructive fishing yang diberitakan marak dalam kawasan konservasi Takabonerate, juga diinformasikan maraknya kapal-kapal purse seine atau Pukat Cincin (Gae) dari luar kawasan Takabonerate beroperasi. Ramainya aktivitas ini juga meresahkan warga nelayan di dalamnya.

Keresahan ini mengundang komentar pemerhati yang prihatin atas apa yang telah terjadi dikawasan yang telah menjadi beban biaya negara selama belasan tahun.

Pemangku kebijakan dibidang keamanan dan ketertiban, aparat hukum (APH) di wilayah ini dinilai gagal oleh pemerhati konservasi. Pasalnya mereka para pemangku, tidak mampu menghalau kegiatan tersebut.

Termasuk pemerintah setempat yang dinilai gagal melakukan pembinaan terhadap nelayan untuk beraktivitas yang membahayakan dirinya dan lingkungannya.

Jika dikaitkan dengan pengeluaran negara dan peraturan yang ada maka sebagian pemerhati menduga adanya pembiaran terhadap kegiatan ilegal fishing termasuk diantaranya mengeluarkan kebijakan yang dinilai bersimpangan dengan undang-undang konservasi yang berlaku.

“Ini butuh perhatian serius dan perhatian lebih karena menyangkut nama Takabonerate yang dijual keindahannya tapi pada faktanya menurut berita ramai aktivitas ilegal,” jelas Andi Fais, Aktivis Forum Pemerhati Lingkungan dan Kemanusiaan.

Menurutnya, aktivitas ilegal disana memang tidak terkontrol dengan baik, karena tumpang tindihnya kebijakan yang memaksa mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Karena kalau bicara petugas maka tidaklah dapat dijadikan alasan karena disemua pulau ada Jagawana, ada aparat keamanan dan ada pemerintah setempat.

“Jadi tidak ada alasan tidak bisa menghentikan jika memang mau bekerja,” tegas Fais.

Kami akan bawa informasi maraknya kembali kegiatan Ilegal Fishing dan tumpang tindihnya aturan yang ditetapkan dikawasan Takabonerate ke tingkat atas. Setidaknya para atasan bisa lebih serius dan jangan hanya menerima laporan ABS dari Takabonerate, pungkas Fais.

Bawaslu Selayar Palopo Pilwalkot

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!