Warga Desa Jinato mulai kekurangan sembako akibat cuaca ekstrim

Porostengah.com, Selayar – Sebanyak 314 Kepala Keluarga (KK) dan 1318 jiwa lebih warga desa Jinato, kecamatan Taka Bonerate, kabupaten Kepulauan Selayar. Terancam kehabisan stok sembako dan kelangkaan tabung gas elpiji, hal ini terjadi akibat cuaca ekstrem yang sudah berlangsung dua pekan terakhir ini dan menyebabkan terputusnya distribusi bahan kebutuhan pokok ke wilayah pulau tersebut.

Kepala desa Jinato Andi sulistilawanti, pada Minggu (01/01/2023), mengatakan selain distribusi kebutuhan pokok dan tabung gas elpiji 3 kg yang terganggu karena tidak adanya kapal yang berani berlayar, cuaca ekstrem juga membuat ratusan nelayan sudah dua pekan terakhir tidak ada yang keluar melaut.

“Disini semua warga sudah kehabisan stok beras dan tabung gas, tinggal mengandalkan persediaan sembako untuk satu minggu saja. Baru mau cari cara ini bagaimana bisa ada kodong beras, seandainya teduh bisa di berangkatkan kapal ke pattumbukang,” ujar Sulistilawanti.

Kades Jinato juga menuturkan bahwa cuaca ekstrem seperti ini tidak diprediksi sebelumnya, karena musim barat biasa terjadi setiap tahunnya. Sehingga warga pulau tidak menstok sembilan bahan pokok (sembako). Jika hingga sepekan ke depan sembako tidak juga dikirim karena kapal tidak ada yang berlayar, kades perempuan ini khawatir warganya yang ada di pulau akan mengalami krisis kelangkaan pangan.

“Kalau persiapannya masih ada, tapi kalau sampai satu minggu masih begini cuaca. Subhanallah maki, kami kapal Pelni mami harap disini bisa sebab tidak ada yang berani menyeberang biar ke pelabuhan Pattumbukang dengan menggunakan perahu kayu karena pulangnya yang setengah mati,” kata Kades Jinato.

Ia juga menambahkan sebanyak 18 toko atau kios kecil yang biasa menjual bahan pokok, dimana warganya di pulau sering membeli untuk kebutuhan dan keperluan sehari-hari. Saat ini semua sudah kehabisan stok dan tidak lagi menjual sembako dan tabung gas karena alasan tinggal pemakaian.

“Semoga cuaca kembali normal supaya kapal bisa kembali untuk muat sembako, karena sudah ada kapal yang siap mau ke pelabuhan Pattumbukang tapi belum bisa tembus. Kasihan warga kami kalau begini terus, sudah kehabisan beras ditambah lagi sekarang memasak menggunakan kayu bakar karena tabung gas elpiji sudah habis,” ucap Sulistilawanti. (Tim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *