Menjadi mahasiswa bukan sekadar melangkah ke ruang kelas, mencatat materi, atau mengejar angka pada nilai ujian. Ia lebih dari itu. Mahasiswa adalah agen perubahan, penyulut api yang menghidupkan semangat baru di tengah dunia yang terus bergerak. Dan di sinilah organisasi mahasiswa hadir, sebagai ladang bagi langkah-langkah kecil yang akan mengubah takdir.
Bergabung dalam organisasi sering kali dimulai dari keputusan yang terlihat sepele: menghadiri rapat pertama, mengangkat tangan untuk berbicara, atau menerima tanggung jawab yang terasa ringan. Namun, justru dari langkah-langkah itu, mahasiswa menemukan harta karun berharga yang tak dapat diajarkan di ruang kelas. Di sana, mereka belajar menjadi pemimpin, bekerja dalam harmoni tim, mengatur waktu dengan bijak, dan berbicara dengan bahasa yang penuh arti.
Seperti yang pernah dikatakan oleh Socrates, “Kenalilah dirimu sendiri.” Dalam organisasi, mahasiswa dituntut untuk mengenali kekuatan dan kelemahan diri mereka, belajar berkolaborasi, dan memahami bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam kelompok. Setiap pengalaman adalah ukiran yang mengukir karakter, membentuk mental yang kuat, siap menyongsong dunia di luar sana. Organisasi mengajarkan arti dari sebuah proses—bahwa tidak semua rencana berjalan mulus, dan tak semua gagasan bisa langsung diterima. Mahasiswa belajar menghadap perbedaan pendapat, menghadapi kegagalan yang terkadang menyesakkan, serta kritik yang tajam namun menumbuhkan. Di sini, kedewasaan berpikir berkembang, dan setiap langkah, baik itu yang terjatuh maupun yang terangkat, menjadi pelajaran berharga.
Namun lebih dari itu, organisasi mahasiswa membuka mata terhadap dunia yang lebih luas. Mahasiswa tidak lagi hanya terfokus pada diri sendiri, namun belajar untuk peduli pada lingkungan sekitar—kampus dan masyarakat. Kegiatan sosial, diskusi mendalam, hingga pengabdian tanpa pamrih adalah wujud nyata bahwa mereka, sejak dini, sudah siap memberi.
Pada akhirnya, masa depan bukanlah rangkaian keputusan besar yang sekali jadi. Ia adalah kumpulan langkah kecil yang penuh ketekunan dan keikhlasan. Keberanian seorang mahasiswa untuk berorganisasi hari ini adalah investasi bagi masa depan yang lebih matang, lebih bijak, dan lebih berdaya. Karena perubahan besar tidak pernah dimulai dari lompatan jauh, melainkan dari langkah-langkah kecil yang penuh arti. (Akram Saharuddin/Wakil ketua umum HIMJP Unismuh Makassar).
