Porostengah.com, Selayar – Sebuah video dari akun TikTok @RachelSukapergi mendadak viral di media sosial setelah mengungkapkan kekecewaannya mengikuti open trip di Kabupaten Kepulauan Selayar dan Takabonerate, Sulawesi Selatan. Perjalanan wisata tersebut bertepatan dengan pelaksanaan event nasional Festival Takabonerate.
Dalam video berdurasi beberapa menit itu, Rachel menceritakan pengalaman pahit selama lima hari empat malam mengikuti open trip yang sebelumnya sempat ramai diperbincangkan di media sosial. Alih-alih mendapat pengalaman liburan menyenangkan, ia justru merasa kecewa.
“Wait, loe gak boleh banget gampang kepincut sama destinasi viral yang ada di TikTok,” ujarnya membuka video.
Rachel mengaku tergiur dengan promosi yang beredar, namun ekspektasinya runtuh ketika mendapati penginapan hanya berupa homestay. Bahkan, pada satu malam, seluruh peserta trip harus tidur di atas kapal yang tidak memiliki cukup fasilitas.
“Kalau memang kapalnya tidak muat, kenapa terima tamu sebanyak itu? Bahkan kami disuruh atur kasur sendiri,” keluhnya.
Tak hanya soal akomodasi, Rachel juga menyoroti masalah konsumsi selama perjalanan. Ia menyebut makanan kerap tidak mencukupi, sehingga peserta yang datang terlambat kehabisan lauk dan hanya mendapat mi instan. Selama lima hari perjalanan, tak sekali pun disediakan buah.
Kondisi kebersihan pun tak luput dari sorotan. Rachel mengungkapkan adanya kekurangan air bersih, yang memaksa peserta mandi menggunakan air hujan.
Soal aktivitas utama seperti diving, Rachel mengaku kecewa lantaran guide menyelam salah memilih lokasi, sehingga peserta gagal melihat keindahan bawah laut seperti yang dijanjikan. Dokumentasi yang dijanjikan pun bermasalah, beberapa hilang dan pengaturan sesi foto dinilai tidak profesional.
“Gue udah sering kasih feedback ke tour guide-nya, tapi selalu ada alasan,” ungkapnya.
Rachel menegaskan bahwa dirinya merasa perlu menyampaikan ulasan ini sebagai bentuk evaluasi, sekaligus peringatan bagi wisatawan lainnya agar tidak mudah tergiur dengan destinasi yang viral di media sosial.
“Yang viral belum tentu oke. Tanyakan dulu detail trip-nya, apakah mereka benar-benar siap menangani peserta dalam jumlah banyak,” pungkasnya.